TABANAN –Kerusakan jalan di Kabupaten Tabanan memprihatinkan.
Pasalnya, dari total panjang jalan 863,2 kilometer milik kabupaten, sebanyak 133 kilometer diantaranya dalam kondisi benyah latig alias rusak berat.
Seperti dibenarkan Sekertaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Tabanan I Gusti Ngurah Oka Kamasan. Dikonfirmasi, Rabu (23/1), ia tak menampik dengan masih banyaknya kondisi jalan rusak di Tabanan.
“Kondisi jalan dengan rusak berat sekitar 15,78 persen, sedang 1,5 persen, dan ringan 5,81 persen,” sebutnya.
Oka Kamasan melanjutkan jalan kondisi rusak berat hampir berada di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan.
Terparah berada di daerah kecamatan Selemadeg Timur dengan panjang jalan rusak berat mencapai 37 kilometer.
Selanjutnya kecamatan Selemadeg Barat 23 kilometer, Penebel, 18 kilometer, Kediri 15 kilometer, Pupuan 12 kilometer, Baturiti 3 kilometer, Tabanan 5 kilometer, Marga 10 kilometer, Kerambitan 5 kilometer dan Selemdaeg 5 kilometer. “Total ada 133 kilometer jalan yang mengalami kerusakan berat,”jelasnya.
Menurutnya, banyak faktor penyebab jalan rusak di Tabanan.
Diantaranya selain faktor cuaca, kondisi lapisan pondasi bawah yang belum bagus, dengan faktor tanah Tabanan yang subur dan gembur menyebabkan jalan yang diaspal mudah kropos, bergelombang, dan rusak.
“Lain halnya dengan kondisi jalan di kabupaten lain seperti Karangasem dan Buleleng yang kondisi tanah lebih keras,” bebernya.
Menurutnya, untuk proses perbaikan jalan standar, secara teknis, idealnya harus menguatkan pondasi bawah (tanah) dengan lapisan setebal 50 cm dan lapisan pondasi atas setebal 15 cm sampai 20 cm.
“Barulah dilakukan pengaspalan hotmix. Namun biaya tersebut terbilang mahal. Jika dilakukan perbaikan seperti itu,”imbuhnya.
Dikatakan, untuk jalan hotmik, per satu kilometer menurutnya bisa memakan biaya hingga Rp 1,6 miliar.
Namun kondisi itu belum termasuk lapisan pondasi bawah dan lapisan pondasi atas yang biaya dapat mencapai 2 kali lipat dari biasanya.
“Perbaikan kondisi jalan yang rusak juga bergantung dari lebar jalan tersebut. Rata-rata lebar jalan 3,5 meter sampai 4 meter,” jelasnya.
Untuk jalan yang sudah dilakukan perbaikan, kata Oka Kamasan, jalan mampu bertahan 8 tahun sampai 10 tahun. Itupun dengan catatan bila syarat pengerjaan jalan mampu terpenuhi.
Menurutnya, untuk di sepanjang jalan di Tabanan saat ini, sesuai datan Desember 2018 jalan dengan kondisi baik sebesar 76,82 persen. “Jadi masih terbilang baik dibanding 4 tahun yang lalu yang kondisi jalan rusak mencapai 70 persen,”tandasnya.
Sementara untuk perbaikan jalan Tabanan tahun 2019, pihaknya telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 151 miliar dengan target perbaikan jalan sepanjang 74 kilometer.
Adapun rinciannya sumber anggaran nantinya yang kami usulkan dari dana alokasi khusu (DAK) pusat sebesar Rp 23 miliar untuk perbaikan jalan sepanjang 13 kilometer, dari bantuan BKK Provinsi Rp 85 miliar dengan perbaikan jalan 44 kilometer, BKK Badung Rp 38 miliar perbaikan jalan 16 kilometer dan dari APBD Tabanan Rp 3 miliar untuk perbaikan pengamanan badan jalan.
“Kami berharap target perbaikan jalan 74 kilometer dapat terpenuhi. Dan mudahan usulan tahun terpenuhi juga,” pungkasnya.