24.7 C
Jakarta
10 November 2024, 8:16 AM WIB

Cek CCTV di Jembatan Shortcut, Polisi Tak Temukan Unsur Penghadangan

SUKASADA – Polisi mengecek rekaman kamera CCTV yang terpasang di areal proyek shortcut. Terutama di sekitar jembatan shortcut titik 5-6.

Rekaman tersebut dipelajari, untuk menguji kebenaran kabar penghadangan yang sempat meresahkan masyarakat Buleleng.

Kemarin (22/1), Kapolsek Sukasada Kompol Nyoman Landung mendatangi kantor kontraktor pelaksana proyek shortcut, yang terletak di Banjar Dinas Amerta Sari, Desa Pegayaman.

Kontraktor diminta membuka rekaman kamera CCTV sejak Rabu (15/1) pekan lalu, hingga dini hari kemarin.

Total ada dua kamera CCTV yang terpasang di sekitar jembatan. Kamera itu merekam seluruh aktifitas di jembatan tersebut selama 24 jam.

Setelah memelototi hasil rekaman CCTV selama dua jam, polisi tak mendapati adanya aktifitas yang mencurigakan di areal tersebut.

“Kami sudah buka rekaman CCTV. Seluruh rekaman jam 12 keatas dari minggu lalu sampai dini hari tadi (kemarin, Red) sudah kami buka. Tidak ada itu aksi penghadangan,” kata Kompol Landung.

Menurut Kompol Landung, apabila memang benar terjadi aksi penghadangan, semestinya hal itu terekam dalam CCTV. Faktanya, tidak ada aktifitas mencurigakan yang terlihat dalam rekaman tersebut.

“Kalau memang benar ada (penghadangan), semestinya terekam. Minimal gerombolan orang atau sepeda motor parkir itu terlihat. Tapi ini tidak ada,” imbuhnya.

Meski begitu, Landung mengatakan polisi akan tetap meningkatkan patroli di ruas jalan tersebut. Sehingga masyarakat benar-benar merasa aman saat melintas. Apalagi pada malam hari.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Buleleng sempat diresahkan dengan kabar adanya aksi penghadangan di jembatan shortcut 5-6.

Konon sudah ada warga asal Desa Gitgit yang bernama Jro Sandi, yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Setelah dilakukan pengecekan dan verifikasi, polisi menyebut terjadi informasi yang bias. Versi polisi, Sandi meminta polisi meningkatkan patroli karena ada sekelompok pemuda yang tengah kongko di lokasi tersebut.

Apabila dibiarkan, dikhawatirkan terjadi peristiwa pelemparan seperti yang terjadi pada medio 2019 lalu. 

SUKASADA – Polisi mengecek rekaman kamera CCTV yang terpasang di areal proyek shortcut. Terutama di sekitar jembatan shortcut titik 5-6.

Rekaman tersebut dipelajari, untuk menguji kebenaran kabar penghadangan yang sempat meresahkan masyarakat Buleleng.

Kemarin (22/1), Kapolsek Sukasada Kompol Nyoman Landung mendatangi kantor kontraktor pelaksana proyek shortcut, yang terletak di Banjar Dinas Amerta Sari, Desa Pegayaman.

Kontraktor diminta membuka rekaman kamera CCTV sejak Rabu (15/1) pekan lalu, hingga dini hari kemarin.

Total ada dua kamera CCTV yang terpasang di sekitar jembatan. Kamera itu merekam seluruh aktifitas di jembatan tersebut selama 24 jam.

Setelah memelototi hasil rekaman CCTV selama dua jam, polisi tak mendapati adanya aktifitas yang mencurigakan di areal tersebut.

“Kami sudah buka rekaman CCTV. Seluruh rekaman jam 12 keatas dari minggu lalu sampai dini hari tadi (kemarin, Red) sudah kami buka. Tidak ada itu aksi penghadangan,” kata Kompol Landung.

Menurut Kompol Landung, apabila memang benar terjadi aksi penghadangan, semestinya hal itu terekam dalam CCTV. Faktanya, tidak ada aktifitas mencurigakan yang terlihat dalam rekaman tersebut.

“Kalau memang benar ada (penghadangan), semestinya terekam. Minimal gerombolan orang atau sepeda motor parkir itu terlihat. Tapi ini tidak ada,” imbuhnya.

Meski begitu, Landung mengatakan polisi akan tetap meningkatkan patroli di ruas jalan tersebut. Sehingga masyarakat benar-benar merasa aman saat melintas. Apalagi pada malam hari.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Buleleng sempat diresahkan dengan kabar adanya aksi penghadangan di jembatan shortcut 5-6.

Konon sudah ada warga asal Desa Gitgit yang bernama Jro Sandi, yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

Setelah dilakukan pengecekan dan verifikasi, polisi menyebut terjadi informasi yang bias. Versi polisi, Sandi meminta polisi meningkatkan patroli karena ada sekelompok pemuda yang tengah kongko di lokasi tersebut.

Apabila dibiarkan, dikhawatirkan terjadi peristiwa pelemparan seperti yang terjadi pada medio 2019 lalu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/