26.3 C
Jakarta
25 April 2024, 4:17 AM WIB

Angka Kematian di Gianyar Tinggi, Dominan Sakit Paru & Pendarahan Otak

GIANYAR – Kasus kematian di Kabupaten Gianyar pada 2020 ini didomimasi penyakit paru dan pendarahan otak.

Data tersebut dihimpun dari data kematian di RSUD Sanjiwani Gianyar. Menurut RSUD Sanjiwani, selama Januari-Maret 2020, kematian di Gianyar mencapai 82 orang.

Humas RSUD Sanjiwani Ida Bagus Punarbawa, membeberkan diagnosa akibat kematian di Gianyar beragam.

Terbanyak adalah kasus penyakit paru sebanyak 6 kasus, kemudian pendarahan otak sebanyak 6 kasus.

Selanjutnya penyakit akibat bakteri dalam darah mencapai 3 kasus. Sedangkan, kasus gagal ginjal stadium 5 mencapai 2 kasus. Sisanya sebanyak 63, terdiri dari beragam kasus.

Sedangkan, data dari laporan pencatatan kematian di Catatan Sipil Provinsi Bali, jumlah kematian di Gianyar hampir 1.000 jiwa.

Pada Januari-Maret 2020, angka kematian mencapai 996 oranng. Dengan rincian pada Januari kematian mencapai 395, pada Februari mencapai 241 dan pada Maret mencapai 315.

Mengenai tingginya angka kematian itu, Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengaku belum mengetahui.

Bahkan, pihaknya tidak mengetahui apa yang menjadi sebab kematian masyarakat Gianyar. “Maaf saya tunda menjawab, karena harus lihat data dulu,” ujarnya.

Kata dia, angka kematian yang ada di data itu biasanya bukan jumlah absolutnya. “Tapi berdasarkan crude death rate, angka dibagi penduduk,” jelasnya.

Lanjut dia, angka kematian yang menjadi indikator di Kesehatan adalah kematian bayi dan kematian ibu. “Untuk kematian kasar, sumbernya BPS (Badan Pusat Statistik, red),” terangnya.

Yang jelas, kata dia, dari Dinas Kesehatan melaporkan angka kematian bayi, ibu dan balita. “Angka kesakitan sesuai program dan indikator kesehatan, serta usia harapan hidup,” bebernya.

Peran untuk meningkatkan harapan hidup, salah satunya melalui Posyandu. “Posyandu sangat berperan membudayakan gerakan hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Gianyar, Gede Bayangkara, mengaku hanya mencatat dan mengeluarkan akta kematian saja.

Mengenai sebab kematian masyarakat Gianyar, pihaknya tidak tahu sejauh itu. “Tidak, saya tidak tahu. Yang tahu itu di Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas,” ujarnya.

Kata dia, akta dibuat berdasarkan laporan masyarakat. “Saya di sini berani membuatkan akta otentik sepanjang ada laporan.

Kalau tidak ada laporan, tidak berani saya buatkan. Ya kalau benar orang mati nanti. Itu resikonya tinggi,” pungkasnya. 

GIANYAR – Kasus kematian di Kabupaten Gianyar pada 2020 ini didomimasi penyakit paru dan pendarahan otak.

Data tersebut dihimpun dari data kematian di RSUD Sanjiwani Gianyar. Menurut RSUD Sanjiwani, selama Januari-Maret 2020, kematian di Gianyar mencapai 82 orang.

Humas RSUD Sanjiwani Ida Bagus Punarbawa, membeberkan diagnosa akibat kematian di Gianyar beragam.

Terbanyak adalah kasus penyakit paru sebanyak 6 kasus, kemudian pendarahan otak sebanyak 6 kasus.

Selanjutnya penyakit akibat bakteri dalam darah mencapai 3 kasus. Sedangkan, kasus gagal ginjal stadium 5 mencapai 2 kasus. Sisanya sebanyak 63, terdiri dari beragam kasus.

Sedangkan, data dari laporan pencatatan kematian di Catatan Sipil Provinsi Bali, jumlah kematian di Gianyar hampir 1.000 jiwa.

Pada Januari-Maret 2020, angka kematian mencapai 996 oranng. Dengan rincian pada Januari kematian mencapai 395, pada Februari mencapai 241 dan pada Maret mencapai 315.

Mengenai tingginya angka kematian itu, Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengaku belum mengetahui.

Bahkan, pihaknya tidak mengetahui apa yang menjadi sebab kematian masyarakat Gianyar. “Maaf saya tunda menjawab, karena harus lihat data dulu,” ujarnya.

Kata dia, angka kematian yang ada di data itu biasanya bukan jumlah absolutnya. “Tapi berdasarkan crude death rate, angka dibagi penduduk,” jelasnya.

Lanjut dia, angka kematian yang menjadi indikator di Kesehatan adalah kematian bayi dan kematian ibu. “Untuk kematian kasar, sumbernya BPS (Badan Pusat Statistik, red),” terangnya.

Yang jelas, kata dia, dari Dinas Kesehatan melaporkan angka kematian bayi, ibu dan balita. “Angka kesakitan sesuai program dan indikator kesehatan, serta usia harapan hidup,” bebernya.

Peran untuk meningkatkan harapan hidup, salah satunya melalui Posyandu. “Posyandu sangat berperan membudayakan gerakan hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Gianyar, Gede Bayangkara, mengaku hanya mencatat dan mengeluarkan akta kematian saja.

Mengenai sebab kematian masyarakat Gianyar, pihaknya tidak tahu sejauh itu. “Tidak, saya tidak tahu. Yang tahu itu di Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas,” ujarnya.

Kata dia, akta dibuat berdasarkan laporan masyarakat. “Saya di sini berani membuatkan akta otentik sepanjang ada laporan.

Kalau tidak ada laporan, tidak berani saya buatkan. Ya kalau benar orang mati nanti. Itu resikonya tinggi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/