RadarBali.com – Proses koordinasi di lokasi pengungsian ternyata belum mulus betul. Hingga kini proses komando masih berantakan.
Akibatnya proses koordinasi pun belum berjalan dengan mulus. Padahal pengungsi dari Desa Ban dan Desa Dukuh, terus berdatangan.
Fakta itu diketahui ketika Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengunjungi lokasi pengungsian di Desa Les, Kecamatan Tejakula, sore kemarin.
Agus mencoba mencari tahu proses koordinasi dan konsolidasi di lokasi pengungsian. Koordinasi sangat vital, mengingat pengungsi akan berada di pengungsian dalam waktu yang lama.
Saat berada di pengungsian, Agus meminta penjelasan dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Made Subur.
Agus juga ingin mencari tahu siapa yang menjadi penanggungjawab pengungsian. Ternyata tidak ada jawaban memuaskan yang didapat.
Alhasil Agus memutuskan akan membentuk tim, untuk mengkoordinir para pengungsi. “Segera rapat koordinasi. Biar ada penanggungjawabnya. Biar jelas, siapa tanggungjawab data pengungsi, keluar masuk pengungsi, kesehatan, logistik, dan segala macam. Semua kepala desa juga wajib tahu pengungsi di desanya, biar terdata. Nanti kami atur biar tidak menumpuk di Kecamatan Tejakula. Kami coba sebar ke semua lokasi,” kata Agus.
Hingga sore kemarin, tercatat ada 2.555 orang warga Karangasem yang masuk ke Buleleng sebagai pengungsi.
Sebagian besar tersebar di Desa Les dan Desa Tembok. Tercatat ada 1.223 orang pengungsi di Desa Les; 886 orang di Desa Tembok; 78 orang di Desa Pacung; 184 orang di Desa Sambirenteng;
111 orang di Desa Penuktukan; 31 orang di Desa Sembiran; 23 orang di Desa Kubutambahan; dan 19 orang di Desa Pucaksari.
Di sisi lain, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri siang kemarin juga mengecek lokasi pengungsian yang ada di Kabupaten Buleleng, seperti di Desa Tembok dan Desa Les.
Bupati Mas melihat secara langsung kondisi warganya, terutama yang menempati tenda pengungsian.
Saat memasuki salah satu tenda pengungsian di Desa Les, Mas dibuat terkejut lantaran banyak bayi berusia kurang dari tiga bulan yang tinggal di dalam tenda.
Ia meminta agar keluarga bayi-bayi itu dicarikan tempat yang lebih layak. Mas juga berjanji akan mengatasi masalah logistik di pengungsian, termasuk yang ada di luar Kabupaten Karangasem.
“Pengungsi di luar kabupaten itu tanggungjawab bersama. Baik kami di Karangasem, maupun yang menerima pengungsi. Nanti kami akan drop logistiknya, provinsi akan drop, termasuk pusat juga,” ujarnya.