31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 16:08 PM WIB

Hilang di Perairan Pengambengan, Ayah Korban Ungkap Fakta Mengharukan

NEGARA – Mulyadi, 25, seorang nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, dilaporkan hilang saat memancing di laut, tepatnya perairan selatan Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Minggu (22/9) kemarin.

Pencarian masih dilakukan tim gabungan dari Polairud Polres Jembrana, Basarnas Jembrana, dan BPBD Jembrana, namun hingga kini korban belum ditemukan.

Menurut Nur Hadi, ayah korban, anaknya memang sudah sering mancing di laut karena sudah punya perahu dan mesin sendiri.

Hampir setiap hari melaut untuk membantu perekonomian keluarga. Nur Hadi menambahkan, sejak masih kecil Mulyadi ikut kakeknya yang juga nelayan.

Korban setiap melaut seperti nelayan pada umumnya, tidak pernah memakai rompi untuk pelampung.

“Nelayan di sini karena sudah terbiasa tidak pernah pakai rompi pelampung, meski punya tidak dipakai. Biasanya sedia jerigen kosong dan jerigen bensin untuk jaga-jaga,” terangnya.

Nur Hadi memastikan anaknya dalam kondisi sehat saat berangkat melaut. Korban yang masih belum berkeluarga ini juga tidak ada masalah dengan keluarga, teman maupun tetangga.

Terakhir melihat korban pada Sabtu malam di rumah meski ada acara di salah satu kerabatnya. “Tadi malam (Sabtu malam) di rumah saja,” ujarnya.

Mulyadi dikenal sebagai pemuda yang rajin bekerja, bahkan sejak masih belia. Seluruh anggota keluarga hanya bisa menunggu di pantai Pebuahan dengan harapan Mulyadi pulang dengan selamat.

NEGARA – Mulyadi, 25, seorang nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, dilaporkan hilang saat memancing di laut, tepatnya perairan selatan Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Minggu (22/9) kemarin.

Pencarian masih dilakukan tim gabungan dari Polairud Polres Jembrana, Basarnas Jembrana, dan BPBD Jembrana, namun hingga kini korban belum ditemukan.

Menurut Nur Hadi, ayah korban, anaknya memang sudah sering mancing di laut karena sudah punya perahu dan mesin sendiri.

Hampir setiap hari melaut untuk membantu perekonomian keluarga. Nur Hadi menambahkan, sejak masih kecil Mulyadi ikut kakeknya yang juga nelayan.

Korban setiap melaut seperti nelayan pada umumnya, tidak pernah memakai rompi untuk pelampung.

“Nelayan di sini karena sudah terbiasa tidak pernah pakai rompi pelampung, meski punya tidak dipakai. Biasanya sedia jerigen kosong dan jerigen bensin untuk jaga-jaga,” terangnya.

Nur Hadi memastikan anaknya dalam kondisi sehat saat berangkat melaut. Korban yang masih belum berkeluarga ini juga tidak ada masalah dengan keluarga, teman maupun tetangga.

Terakhir melihat korban pada Sabtu malam di rumah meski ada acara di salah satu kerabatnya. “Tadi malam (Sabtu malam) di rumah saja,” ujarnya.

Mulyadi dikenal sebagai pemuda yang rajin bekerja, bahkan sejak masih belia. Seluruh anggota keluarga hanya bisa menunggu di pantai Pebuahan dengan harapan Mulyadi pulang dengan selamat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/