TABANAN – Puluhan ikan koi dan nila ditebar oleh sekelompok anak muda Jatiluwih di sejumlah saluran irigasi subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel yang dikenal dengan sawah terasering.
Penebaran ikan dilakukan selain untuk mendukung keindahan obyek wisata Jatiluwih. Juga mendukung ketahanan pangan di desa di tengah pandemi Covid-19.
Dengan program minapadi ini, warga pun nantinya bisa memanfaatkan untuk dikonsumsi.
Sejatinya penebaran ikan koi dan ikan nila sudah dilakukan oleh anak muda Jatiluwih yang tergabung dalam kelompok Sampah Masyarakat Jatiluwih (SMJ) bersama STT Jatiluwih sudah dilakukan sejak 3 tahun yang lalu.
Perbekel Jatiluwih I Nengah Kartika mengaku tebar benih ikan tersebut dilaksanakan secara swadaya oleh pemuda di Desa Jatiluwih. Sudah beberapa tahun lalu tebar ikan dilaksanakan. Tujuannya adalah sebagai hiasan sehingga menambah daya tarik wisatawan di Jatiluwih. Juga sebagai pemenuhan pangan masyarakat.
“Jadi masyarakat tidak hanya dapat menghasilkan padi. Melainkan juga ikan dapat dikonsumsi,” ungkap Kartika saat dikonfirmasi, Selasa (22/12).
Dia melanjutkan sebanyak 1.000 ikan koi dan nila di tebar di Subak Jatiluwih. Ikan yang ditebar hasil swadaya pemuda desa Jatiluwih yang ingin mendukung program minapadi.
“Jadi ini swadaya dari pemuda kami di Jatiluwih. Semoga akan rutin terus berjalan apalagi ada program dari Menteri Pertanian untuk program Mina Padi di Jatiluwih,” jelasnya.
Manager Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa menambahkan penebaran bibit ikan koi dan nila ini sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu oleh kelompok anak muda jatiluwih bernama SMJ bersama STT Jatiluwih.
Dia menceritakan kelompok Sampah Masyarakat Jatiluwih (SMJ) ini mulai sadar akan keberadaan desanya menjadi desa pariwisata dan tentu ada efek negatif dan positif yang masuk ke desanya terutama sampah.
Mereka awalnya mulai bergerak memungut sampah terutama di saluran irigasi. Tak lama kemudian, justru muncul ide untuk menebar ikan sekaligus menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang berkunjung ke jatiluwih dan mempunyai nilai ekonomi bagi mereka.
Selain itu kelompok ini juga rutin memantau perkembangannya dan memantau gangguan lainnya seperti pencurian, peracunan ikan di irigasi. Intinya mereka ini kelompok yang bergerak dengan kegiatan positif.
“Yang sudah tersebar cukup banyak dan sudah pernah panen di irigasi dekat monumen (Jatuluwih). Dan ini yang terbaru disebar di dekat pos informasi,” ujarnya.
Disinggung mengenai program minapadi yang disarankan oleh Menteri Pertanian, Sutirtayasa menyatakan program tersebut tentunya menjadi support yang sangat kita harapkan untuk petani untuk memakai andungan/tempat masuk air sawah untuk menjadi tempat ikan. Kemudian, juga sejalan dengan apa yang diharapkan masyarakat terkait program dari Kementan ini.
“Ini menjadi support untuk kita di Jatiluwih. Kemarin sudah sempat koordinasi bahwa ikan karper cocok untuk di arus irigasi dan ikan nila atau juga ikan karper bisa untuk di sawah. Semoga nantinya program ini bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya.