29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:45 AM WIB

Cuaca Buruk, Drone AI 450 Pendeteksi Gas Gunung Agung Hilang

AMLAPURA – Berakhir sudah perjalanan pesawat tanpa awak atau Drone AI 450 milik tim Aeroterrascan memantau kondisi Gunung Agung.

Akibat cuaca buruk yang terjadi di sekitar kawah Gunung Agung, drone AI 450 hilang kontak saat berada di ketinggian 2.854 meter dari atas permukaan laut (mpdl).

Persisnya tepat 300 meter dari permukaan kawah Gunung Agung. Seno Sahisnu dari Principal Development Enginner Aeroterrascan Bandung, menuturkan,

drone AI 450 diterbangkan sekitar pukul 10.14 dalam misi membawa sensor multigas sehingga bisa diketahui kandungan gas yang ada dalam kawah Gunung Agung.

Setelah mengudara sekitar 30 menit di ketinggian 3.300 mdpl, tiba-tiba turun ke ketinggian 3.112 mdpl dalam kurun waktu 30 detik.

“Karena kehilangan ketinggian, pesawat kami minta untuk pulang. Perintahnya sudah masuk dan sudah kami konfirmasi, cuma karena sepertinya kondisi cuaca,

ketinggiannya turun terus sampai di ketinggian 2.854 mpdl. Pada saat ketinggian itu lah sinyalnya hilang,” papar Seno.

Meski begitu, pihaknya tetap berharap drone ini bisa kembali sehingga tetap menunggu di Lapangan Umum Selat.

Namun setelah menunggu sekitar 40 menit lamanya, Tim Aeroterrascan memutuskan untuk berkemas-kemas mengingat daya drone ini hanya bisa bertahan selama satu jam lebih sedikit.

“Selama penerbangan ini memang ada kondisi-kondisi di mana di kawah gunungnya ini anginnya kencang yang mengartikan kondisi penerbangannya tidak aman.

Biasanya kondisi itu kami ketahui sebelum pesawatnya masuk ke kawah. Namun saat ini kebetulan pesawatnya sudah masuk ke kawah. Dan saat akan keluar kawah, ternyata pesawatnya tidak bisa melawan cuaca,” tandasnya. 

AMLAPURA – Berakhir sudah perjalanan pesawat tanpa awak atau Drone AI 450 milik tim Aeroterrascan memantau kondisi Gunung Agung.

Akibat cuaca buruk yang terjadi di sekitar kawah Gunung Agung, drone AI 450 hilang kontak saat berada di ketinggian 2.854 meter dari atas permukaan laut (mpdl).

Persisnya tepat 300 meter dari permukaan kawah Gunung Agung. Seno Sahisnu dari Principal Development Enginner Aeroterrascan Bandung, menuturkan,

drone AI 450 diterbangkan sekitar pukul 10.14 dalam misi membawa sensor multigas sehingga bisa diketahui kandungan gas yang ada dalam kawah Gunung Agung.

Setelah mengudara sekitar 30 menit di ketinggian 3.300 mdpl, tiba-tiba turun ke ketinggian 3.112 mdpl dalam kurun waktu 30 detik.

“Karena kehilangan ketinggian, pesawat kami minta untuk pulang. Perintahnya sudah masuk dan sudah kami konfirmasi, cuma karena sepertinya kondisi cuaca,

ketinggiannya turun terus sampai di ketinggian 2.854 mpdl. Pada saat ketinggian itu lah sinyalnya hilang,” papar Seno.

Meski begitu, pihaknya tetap berharap drone ini bisa kembali sehingga tetap menunggu di Lapangan Umum Selat.

Namun setelah menunggu sekitar 40 menit lamanya, Tim Aeroterrascan memutuskan untuk berkemas-kemas mengingat daya drone ini hanya bisa bertahan selama satu jam lebih sedikit.

“Selama penerbangan ini memang ada kondisi-kondisi di mana di kawah gunungnya ini anginnya kencang yang mengartikan kondisi penerbangannya tidak aman.

Biasanya kondisi itu kami ketahui sebelum pesawatnya masuk ke kawah. Namun saat ini kebetulan pesawatnya sudah masuk ke kawah. Dan saat akan keluar kawah, ternyata pesawatnya tidak bisa melawan cuaca,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/