32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:56 PM WIB

Awan Aneh Kembali Muncul di Karangasem, Netizen Bali Heboh Bukan Main

DENPASAR – Setelah awan berbentuk topi menutupi Gunung Agung, Rabu (23/1) kemarin, fenomena awan berbentuk aneh kembali muncul di Gumi Lahar Karangasem, Kamis (24/1) pagi.

Bentuknya hampir mirip dengan sebelumnya: awan topi. Hanya saja, awan ini tidak berada tepat di atas kawah gunung Agung, melainkan tepat di langit Kota Amlapura.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, awan berbentuk aneh mengundang spontanitas warga untuk mengabadikan fenomena alam ini.

Mereka juga merekam dan membagikannya melalui media sosial. Dalam sekejap, rekaman video itu dikomentari netizen.

“Indahnya ciptaanmu, semoga pertanda baik,” ujar akun @nyomansukartin. “Awan yang cantik,” imbuh akun @jelowini.

“Semoga selalu dalam lindungan ISHWW,” kata akun @jroganggagangga. “Mungki ide bethara tedun,” imbuh akun @ wayanagoes.

Bahkan, ada yang menyebut awan itu berbentuk seperti martabak dan berputar-putar seperti awan. Namun, ada juga netizen yang memberi penjelasan secara ilmiah.

“Itu Lenticular Clouds, terjadi akibat arus udara yang lembab terdorong ke atas dan melintas melalui puncak gunung atau bukit yang menyebabkan kelembaban,” kata akun @sledingtekell.

Dikutip dari berbagai literatur, dinamika atmosfer di sekitar gunung berpotensi membentuk konfigurasi awan berbentuk topi.

Situasi itu akibat udara hangat yang lembap dari bawah kemudian naik dan berinteraksi dengan udara dingin di puncak gunung.

Bentuk awan bundar itu lazim disebut lentikular. Bila terjadi di puncak gunung, sering disebut “cap cloud” atau awan topi.

Soal kabar awan topi itu terkait dengan kondisi puncak gunung yang suhunya menjadi lebih dingin, kabutnya lebih tebal, dan anginnya lebih kencang saat kejadian, awan topi bukan penyebabnya.

Awan adalah fenomena yang terbentuk dari kondisi suhu dan aliran udara (angin) di puncak gunung. Fenomena itu sering terjadi di banyak gunung. Dan, itu adalah fenomena yang wajar

 

DENPASAR – Setelah awan berbentuk topi menutupi Gunung Agung, Rabu (23/1) kemarin, fenomena awan berbentuk aneh kembali muncul di Gumi Lahar Karangasem, Kamis (24/1) pagi.

Bentuknya hampir mirip dengan sebelumnya: awan topi. Hanya saja, awan ini tidak berada tepat di atas kawah gunung Agung, melainkan tepat di langit Kota Amlapura.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, awan berbentuk aneh mengundang spontanitas warga untuk mengabadikan fenomena alam ini.

Mereka juga merekam dan membagikannya melalui media sosial. Dalam sekejap, rekaman video itu dikomentari netizen.

“Indahnya ciptaanmu, semoga pertanda baik,” ujar akun @nyomansukartin. “Awan yang cantik,” imbuh akun @jelowini.

“Semoga selalu dalam lindungan ISHWW,” kata akun @jroganggagangga. “Mungki ide bethara tedun,” imbuh akun @ wayanagoes.

Bahkan, ada yang menyebut awan itu berbentuk seperti martabak dan berputar-putar seperti awan. Namun, ada juga netizen yang memberi penjelasan secara ilmiah.

“Itu Lenticular Clouds, terjadi akibat arus udara yang lembab terdorong ke atas dan melintas melalui puncak gunung atau bukit yang menyebabkan kelembaban,” kata akun @sledingtekell.

Dikutip dari berbagai literatur, dinamika atmosfer di sekitar gunung berpotensi membentuk konfigurasi awan berbentuk topi.

Situasi itu akibat udara hangat yang lembap dari bawah kemudian naik dan berinteraksi dengan udara dingin di puncak gunung.

Bentuk awan bundar itu lazim disebut lentikular. Bila terjadi di puncak gunung, sering disebut “cap cloud” atau awan topi.

Soal kabar awan topi itu terkait dengan kondisi puncak gunung yang suhunya menjadi lebih dingin, kabutnya lebih tebal, dan anginnya lebih kencang saat kejadian, awan topi bukan penyebabnya.

Awan adalah fenomena yang terbentuk dari kondisi suhu dan aliran udara (angin) di puncak gunung. Fenomena itu sering terjadi di banyak gunung. Dan, itu adalah fenomena yang wajar

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/