GIANYAR – Kasus gigitan anjing rabies alias anjing gila atau kuluk buduh masih saja terjadi di Gianyar, Bali.
Bahkan yang mengerikan, hanya dalam hitungan tiga hari berturut-turut, yakni Senin-Rabu (7-9 Januari 2019), sebanyak sembilan warga di Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati jadi amukan anjing gila.
Kesembilan warga diterkam dan digigit.
Terkait kasus gigitan anjing gila secara massal, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, I Made Raka didampingi Kepala Bidang Peternakan Ngakan Readi yang dikonfirmasi, Kamis (24/1) membenarkan.
Menurut Raka, anjing rabies yang menggigit warga itu, berjenis lokal dan telah dieliminasi untuk dilakukan cek laboratorium.
“Setelah dicek di lab, ternyata positif rabies,” tandasnya.
Selanjutnya, dari hasil laboratorium, pihaknya langsung turun ke lokasi gigitan.
Pertama, petugas melakukan sosialisasi dan dilanjutkan dengan menggelar eliminasi selektif.
Termasuk memberikan vaksinasi emergency terhadap populasi anjing se-Desa Batuan.
“Vaksinasi emergency ini kami lakukan tadi pagi sampai tanggal 26 Januari. Menyasar sekitar 2.405 estimasi populasi anjing di 17 banjar,” jelasnya.
Selama vaksinasi darurat itu, pihaknya mengerahkan seluruh tim.
Terdiri dari 7 tim reguler masing-masing dengan 2 petugas dan 7 A-tim masing-masing terdiri 6 orang.
Tim reguler stan by di Balai Banjar melakukan vaksin terhadap anjing yang jinak, sedangkan A-tim masuk ke rumah-rumah penduduk melakukan vaksin terhadap anjing yang sulit dikendalikan.
Pasukan A-tim ini pun lengkap membawa jaring untuk memudahkan menangkap dan memvaksin anjing warga. Termasuk melakukan vaksinasi terhadap anjing yang berkeliaran di jalan.
Selama vaksinasi rabies ini, pihaknya meminta partisipasi aktif dari masyarakat.
“Agar masyarakat bersedia anjingnya divaksin. Karena ini satu-satunya cara menekan kasus rabies,” jelasnya.
Dalam waktu dekat, vaksinasi massal juga akan dilakukan.
“Sekitar bulan Maret-April, akan ada vaksinasi massal. Kami harap masyarakat proaktif membawa anjing peliharaanya untuk divaksin,” pintanya.