SUKASADA – Warga yang tinggal di sekitar shortcut 5-6 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, berharap jalur tersebut dilengkapi dengan rest area.
Sehingga masyarakat juga bisa merasakan dampak ekonomi dari keberadaan jalur tersebut. Selama ini jalur shortcut 5-6 yang terletak di Banjar Dinas Amerta Sari, Desa Pegayaman, memang jadi magnet tersendiri bagi masyarakat.
Banyak yang berhenti di sepanjang jalur shortcut untuk sekadar berfoto. Terutama di sepanjang jembatan.
Beberapa masyarakat kini mulai memanfaatkan momentum tersebut. Dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, sejumlah warga kini mulai mendirikan warung kecil-kecilan.
Ada yang mendirikan di sisi selatan jembatan, ada pula yang membangunnya di sisi utara jembatan. Salah satu yang memanfaatkan momentum tersebut adalah Kadek Duwika.
Warga Banjar Dinas Amerta Sari itu, sejak sepekan terakhir membuka warung di sebuah lahan kosong yang terletak di sebelah utara jembatan.
Duwika bersama istrinya membuka usaha sosis bakar dan minuman ringan. Selain Duwika, keluarganya juga membuka warung bakso dan kopi di lahan yang sama.
Ia dan keluarganya kemudian menempatkan beberapa bale bengong sebagai lokasi peristirahatan. Menurut Duwika, lahan yang ia gunakan dulunya milik keluarganya.
Saat pembangunan shortcut, lahan itu masuk dalam daftar lahan yang dibebaskan. Belakangan setelah shortcut tuntas dan beroperasi, lahan tersebut terkesan terbengkalai.
“Saya dan keluarga akhirnya berinsiatif buka warung kecil-kecilan. Kebetulan di timur ini masih tanah keluarga saya juga,” kata Duwika.
Menurutnya, sejak sepekan terakhir cukup banyak yang memanfaatkan rest area dadakan itu. Terutama pada momen liburan.
Sebab kemacetan yang bersumber di simpang tiga Wanagiri, bisa mengular hingga ke jalur shortcut. Ia pun berharap pemerintah bisa melengkapi jalur shortcut dengan fasilitas rest area.
“Sebenarnya tinggal dilengkapi dengan toilet saja, sudah cukup. Mudah-mudahan bisa dibuat rest area, jadi warga juga bisa merasakan dampak ekonominya,” harapnya.