SEMARAPURA – Angin puting beliung disertasi hujan deras terjadi di wilayah Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Senin (22/2) sekitar pukul 24.00.
Peristiwa yang terjadi di tengah malam itu membuat warga setempat ketakutan. Terutamanya warga yang atap rumahnya disapu angin puting beliung di jam istirahat malam itu.
Tidak hanya bangunan rumah, hujan angin itu juga merusak tempat usaha dan tempat ibadah di wilayah tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Kusniyah, 39, asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang sejak lima bulan lalu bersama sang suami, Baihaki dan kedua anaknya tinggal di Desa Takmung tampak sedih saat ditemui di halaman rumahnya, kemarin.
Dengan mata berkaca-kaca, dia menuturkan, adanya hujan angin, hampir seluruh atap rumahnya yang terbuat dari asbes terbang.
Begitu juga dengan atap gudang pembuatan bata merahnya juga banyak yang berjatuhan. “Tapi saya bersyukur, seluruh keluarga saya bisa selamat,” ungkapnya.
Senin (22/2) pukul 24.00, menurutnya, pengalaman terburuk dalam hidupnya. Saat ia bersama suami dan kedua anaknya tidur di dalam rumah yang bertembokan tripleks dan beratapan terpal, tiba-tiba angin kencang datang dengan suara bergemuruh.
“Anak saya yang tidur di atas sampai takut dan akhirnya tidur di bawah karena sangat terasa hembusan anginnya. Tapi, angin kencang pertama tidak sampai menerbangkan atap,” katanya.
Tidak berselang lama, angin puting beliung tiba-tiba datang. Hampir seluruh atap rumahnya dibuat terbang.
Ia, suami dan kedua anaknya pun dibuat ketakutan dan mencoba menyelamatkan diri dengan bersembunyi di bawah tempat tidur.
“Setelah angin puting beliung datang, langsung hujan deras turun. Sehingga isi rumah basah semuanya,” terang ibu tiga orang anak itu.
Setelah angin puting beliung diperkirakan sudah tidak ada lagi, ia pun keluar rumah. Dan dilihatnya sejumlah bangunan di Pura Dugul, Desa Takmung yang tidak jauh dari rumahnya sudah roboh.
“Saya langsung masuk ke warung saya yang tidak terkena puting beliung. Anak saya yang tinggal di Denpasar langsung datang sambil membawa sejumlah baju. Karena seisi rumah sudah basah semuanya,” bebernya.
Akibat peristiwa itu, ia mengaku hanya suaminya saja yang mengalami luka akibat menginjak paku saat akan menyelamatkan buku anak bungsunya.
Sementara untuk kerugian material, menurutnya ia mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Lebih lanjut ia mengaku akan langsung memperbaiki atap rumahnya itu agar bisa segera ditempatkan kembali.
Sehingga tidak lagi tinggal di dalam warung yang luasannya tidak mungkin bisa digunakan untuk tidur.
“Saya baru lima bulan tinggal dan buat usaha di sini. Modal saja belum balik, sudah tertimpa bencana seperti ini.
Bata saya yang belum dibakar sudah tidak bisa dipakai lagi. Padahal pesanan orang,” tandasnya sambil mengelap air mata.
Kerusakan juga terjadi pada dua bangunan di Pura Dugul, Desa Takmung. Menurut salah serang warga pengempon pura, I Kadek Sugiarta, dua bangunan itu roboh setelah angin puting beliung menerjang pura tersebut.
Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut karena pura dalam kondisi kosong. Namun kerugian diperkirakan lebih dari Rp 150 juta. “Kejadian sekitar pukul 24.00,” tandasnya.
Selain itu, atap sebuah toko di Desa Takmung yang lokasinya tidak jauh dari Pura Dugul juga tampak mengalami kerusakan. Selain itu, pelang nama toko juga roboh.
Dikonfirmasi terpisah, Kalaksa BPBD Klungkung, Putu Widiada membenarkan adanya peristiwa itu.
Selain kerusakan itu, menurutnya peristiwa angin kencang disertai hujan deras juga membuat sejumlah pohon bertumbangan.
Tidak hanya menimpa badan jalan sehingga tidak bisa dilalui, pohon tumbang juga menimpa bangunan milik warga.
“Berdasar hasil koordinasi dengan BMKG, cuaca seperti ini akan berlangsung hingga Maret. Untuk itu kami imbau kepada warga agar terus berhati-hati.
Dan, bila menemukan adanya pohon rawan tumbang agar segera melaporkannya kepada kami,” tandasnya.