31.6 C
Jakarta
20 November 2024, 9:07 AM WIB

Cegah Pengungsi Jual Ternak Murah Meriah, Klungkung Bikin Posko Sapi

RadarBali.com – Warga Klungkung kian kreatif menolong para pengungsi yang lagi membutuhkan bantuan.

Untuk menampung ternak sapi para pengungsi yang belakangan ditawar saudagar ternak dengan harga tak manusiawi, warga Bumi Serombotan mendirikan Posko Penampungan Sapi.

Pelopor pembentuk posko pengungsian sapi di Lingkungan Besang Kawan, Ketut Merta, mengungkapkan, ide awal untuk membuat posko pengungsian sapi ini berawal dari mendengar jerit kesedihan para pengungsi yang saat mengungsi terus memikirkan ternak sapinya.

Selain itu ada juga yang mengeluh terpaksa menjual ternak sapinya dengan harga murah jauh di bawah harga pasar karena takut sapi-sapinya mati akibat terkena dampak erupsi Gunung Agung.

“Akhirnya saya dan warga di sini memutuskan meminjamkan lahan-lahan kami untuk pengungsian sapi-sapi para pengungsi,” ujar pria yang berprofesi sebagai anggota polisi di Polres Klungkung ini.

Lahan yang disediakan saat ini baru seluas 20 are dan luasan lahan yang akan disediakan akan terus meningkat seiring semakin banyak warga yang terketuk hatinya ingin membantu.

Lahan-lahan itu disediakan tanpa dipungut biaya. Hanya saja para pengungsi yang menitipkan sapinya harus bertanggung jawab, baik atas keamanan maupun atas pangan sapi-sapi tersebut.

“Kami hanya menyediakan lahannya saja. Tadi diinformasikan akan ada 80 sapi yang di titipkan di sini,” kata pria berpangkat Ipda itu.

Dengan adanya posko pengungsian sapi ini, dia berharap nantinya ternak sapi para pengungsi ini bisa dijual sesuai harga pasar.

Sehingga bisa membantu perekonomian para pengungsi yang pastinya terganggu akibat bencana alam ini.

Salah seorang pengungsi asal Desa Pakraman Bukit Galah, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, I Made Suda mengaku sangat bersyukur dengan adanya posko pengungsian sapi itu.

Menurutnya, jika tidak ada posko itu, maka saat Gunung Agung erupsi, sapi-sapinya akan mati. “Kami tidak percaya Gunung Agung akan meletus sehingga kami tidak menjual sapi-sapi kami. Namun karena kemarin ada kabar kalau Gunung Agung akan meletus, jadi kami langsung mengungsi tanpa sempat memikirkan sapi-sapi kami. Kami pasrah waktu itu,” tandasnya.

RadarBali.com – Warga Klungkung kian kreatif menolong para pengungsi yang lagi membutuhkan bantuan.

Untuk menampung ternak sapi para pengungsi yang belakangan ditawar saudagar ternak dengan harga tak manusiawi, warga Bumi Serombotan mendirikan Posko Penampungan Sapi.

Pelopor pembentuk posko pengungsian sapi di Lingkungan Besang Kawan, Ketut Merta, mengungkapkan, ide awal untuk membuat posko pengungsian sapi ini berawal dari mendengar jerit kesedihan para pengungsi yang saat mengungsi terus memikirkan ternak sapinya.

Selain itu ada juga yang mengeluh terpaksa menjual ternak sapinya dengan harga murah jauh di bawah harga pasar karena takut sapi-sapinya mati akibat terkena dampak erupsi Gunung Agung.

“Akhirnya saya dan warga di sini memutuskan meminjamkan lahan-lahan kami untuk pengungsian sapi-sapi para pengungsi,” ujar pria yang berprofesi sebagai anggota polisi di Polres Klungkung ini.

Lahan yang disediakan saat ini baru seluas 20 are dan luasan lahan yang akan disediakan akan terus meningkat seiring semakin banyak warga yang terketuk hatinya ingin membantu.

Lahan-lahan itu disediakan tanpa dipungut biaya. Hanya saja para pengungsi yang menitipkan sapinya harus bertanggung jawab, baik atas keamanan maupun atas pangan sapi-sapi tersebut.

“Kami hanya menyediakan lahannya saja. Tadi diinformasikan akan ada 80 sapi yang di titipkan di sini,” kata pria berpangkat Ipda itu.

Dengan adanya posko pengungsian sapi ini, dia berharap nantinya ternak sapi para pengungsi ini bisa dijual sesuai harga pasar.

Sehingga bisa membantu perekonomian para pengungsi yang pastinya terganggu akibat bencana alam ini.

Salah seorang pengungsi asal Desa Pakraman Bukit Galah, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, I Made Suda mengaku sangat bersyukur dengan adanya posko pengungsian sapi itu.

Menurutnya, jika tidak ada posko itu, maka saat Gunung Agung erupsi, sapi-sapinya akan mati. “Kami tidak percaya Gunung Agung akan meletus sehingga kami tidak menjual sapi-sapi kami. Namun karena kemarin ada kabar kalau Gunung Agung akan meletus, jadi kami langsung mengungsi tanpa sempat memikirkan sapi-sapi kami. Kami pasrah waktu itu,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/