27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 22:46 PM WIB

SEDIH! Sebelum Kakak Tewas Terpanggang, Pemilik Rumah Mimpi Buruk

SINGARAJA – Terbakarnya bengkel las yang ada di Jalan Hasanudin, Kelurahan Banjar Bali, Singaraja, Minggu (22/9) malam lalu, tidak hanya meludeskan bangunan bengkel dan rumah.

Selain mengakibatkan kerugian hingga diperkirakan mencapai Rp 400 juta, salah satu anggota keluarga pemilik rumah menjadi korban dalam musibah tersebut.

Ketut Watiningsih alias Aisen, 60, kakak pemilih rumah, Nyoman Jaya, 49, tewas terpanggang api yang membakar bangunan rumah.

Sementara enam penghuni lain selamat dari insiden mengerikan itu. Masing-masing Komang Suarmini, 45, yang notabene istri dari pemilik rumah, beserta putrinya Ayu Sri Nopiani, 22.

Selain itu ada Putu Agus Ariawan, 23, beserta istrinya Kadek Santi, 22, serta dua orang anaknya masing-masing bernama Gede Krisna, 5, dan Made Yuna, 3. Keluarga ini merupakan keponakan dari pemilik rumah.

Menurut adik kandung pemilik rumah, Ketut Darmawan, 47, semula tidak ada hal yang aneh di rumah tersebut.

Awalnya dia sempat menonton pertandingan sepakbola di televisi. Usai menonton pertandingan dia sempat ke dapur mengambil makan.

Selanjutnya dia kembali ke ruang tengah untuk mematikan TV. Belum sempat dia mematikan TV, ternyata listrik sudah padam.

“Saya ke belakang mau cek listrik. Ternyata dari dalam kamar di belakang itu sudah ada api. Saya sempat berusaha menyiram, tapi api sudah besar. Akhirnya saya bangunkan semua orang di rumah, biar lari keluar,” kata Darmawan.

Ia sempat mencari-cari sejumlah penghuni rumah. Salah satunya mencari keponakannya, Kadek Juniantara yang biasa tidur di kamar belakang.

Namun, saat itu kamar kosong. Ia pun menduga keponakannya sudah berhasil melarikan diri. Darmawan kemudian beralih ke kamar yang ditempati kakaknya, Ketut Watiningsih.

“Pas saya lihat ke kamar itu apinya sudah besar. Pas saya masuk plafon roboh dan menimpa kakak saya. Apinya malah tambah besar. Akhirnya saya lari,” kata Darmawan.

Jenazah korban baru berhasil dievakuasi dari lokasi kebakaran sekitar pukul 02.30 pagi. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Buleleng guna menjalani pemeriksaan.

Saat peristiwa terjadi, pemilik rumah Nyoman Jaya, memang tak ada di rumah, karena ada acara di Klenteng Seng Hong Bio.

Nyoman Jaya mengaku dirinya baru menerima informasi kebakaran dari istrinya sekitar pukul 23.30 malam.

“Saya sampai di rumah, api sudah besar. Kakak saya sudah sakit-sakitan, punya riwayat epilepsi dari kecil. Selama ini memang tinggal sama saya,” ujar Jaya.

Jaya mengaku sama sekali tak menyangka kakaknya akan menjadi korban dalam peristiwa tragis itu. Hanya saja, Jaya mengaku sempat mimpi buruk sekitar tiga pekan sebelum kejadian.

“Saya mimpi kepala saya dicukur habis. Waktu itu saya sempat tanya-tanya ke beberapa orang, katanya ada musibah yang

membuat semuanya habis. Saya waktu itu langsung keramas dan berdoa. Ternyata ini arti mimpinya itu,” ceritanya.

SINGARAJA – Terbakarnya bengkel las yang ada di Jalan Hasanudin, Kelurahan Banjar Bali, Singaraja, Minggu (22/9) malam lalu, tidak hanya meludeskan bangunan bengkel dan rumah.

Selain mengakibatkan kerugian hingga diperkirakan mencapai Rp 400 juta, salah satu anggota keluarga pemilik rumah menjadi korban dalam musibah tersebut.

Ketut Watiningsih alias Aisen, 60, kakak pemilih rumah, Nyoman Jaya, 49, tewas terpanggang api yang membakar bangunan rumah.

Sementara enam penghuni lain selamat dari insiden mengerikan itu. Masing-masing Komang Suarmini, 45, yang notabene istri dari pemilik rumah, beserta putrinya Ayu Sri Nopiani, 22.

Selain itu ada Putu Agus Ariawan, 23, beserta istrinya Kadek Santi, 22, serta dua orang anaknya masing-masing bernama Gede Krisna, 5, dan Made Yuna, 3. Keluarga ini merupakan keponakan dari pemilik rumah.

Menurut adik kandung pemilik rumah, Ketut Darmawan, 47, semula tidak ada hal yang aneh di rumah tersebut.

Awalnya dia sempat menonton pertandingan sepakbola di televisi. Usai menonton pertandingan dia sempat ke dapur mengambil makan.

Selanjutnya dia kembali ke ruang tengah untuk mematikan TV. Belum sempat dia mematikan TV, ternyata listrik sudah padam.

“Saya ke belakang mau cek listrik. Ternyata dari dalam kamar di belakang itu sudah ada api. Saya sempat berusaha menyiram, tapi api sudah besar. Akhirnya saya bangunkan semua orang di rumah, biar lari keluar,” kata Darmawan.

Ia sempat mencari-cari sejumlah penghuni rumah. Salah satunya mencari keponakannya, Kadek Juniantara yang biasa tidur di kamar belakang.

Namun, saat itu kamar kosong. Ia pun menduga keponakannya sudah berhasil melarikan diri. Darmawan kemudian beralih ke kamar yang ditempati kakaknya, Ketut Watiningsih.

“Pas saya lihat ke kamar itu apinya sudah besar. Pas saya masuk plafon roboh dan menimpa kakak saya. Apinya malah tambah besar. Akhirnya saya lari,” kata Darmawan.

Jenazah korban baru berhasil dievakuasi dari lokasi kebakaran sekitar pukul 02.30 pagi. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Buleleng guna menjalani pemeriksaan.

Saat peristiwa terjadi, pemilik rumah Nyoman Jaya, memang tak ada di rumah, karena ada acara di Klenteng Seng Hong Bio.

Nyoman Jaya mengaku dirinya baru menerima informasi kebakaran dari istrinya sekitar pukul 23.30 malam.

“Saya sampai di rumah, api sudah besar. Kakak saya sudah sakit-sakitan, punya riwayat epilepsi dari kecil. Selama ini memang tinggal sama saya,” ujar Jaya.

Jaya mengaku sama sekali tak menyangka kakaknya akan menjadi korban dalam peristiwa tragis itu. Hanya saja, Jaya mengaku sempat mimpi buruk sekitar tiga pekan sebelum kejadian.

“Saya mimpi kepala saya dicukur habis. Waktu itu saya sempat tanya-tanya ke beberapa orang, katanya ada musibah yang

membuat semuanya habis. Saya waktu itu langsung keramas dan berdoa. Ternyata ini arti mimpinya itu,” ceritanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/