RadarBali.com – Mengawali musim hujan ini, jalan di Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang amblas hingga setengah badan jalan.
Warga setempat khawatir karena amblasnya jalan itu makin besar saja. Dari Pemkab Gianyar baru bisa melangsungkan perbaikan pada anggaran 2018 mendatang.
Salah satu warga Banjar Tengah, Desa Kenderan, Wayan Suta, menyatakan jalan amblas ini mulai pada Oktober lalu.
“Waktu itu, amblasnya sedikit, tapi terus kena hujan, lama-lama membesar seperti sekarang, belum ada tindak lanjut,” ujar Wayan Suta, kemarin (23/11).
Hingga kini, lebar jalan yang amblas itu sepanjang 8 meter dengan kedalaman jatuhan material sekitar belasan meter.
Lokasi tersebut berada pada jalur dari timur ke barat yang menjadi perbatasan antara Banjar Tangkas dan Banjar Pande, Desa Kenderan, Tegalalang.
Aktivitas warga yang melintas pun cukup terhambat. Jalan yang hanya sisa sekitar 4 meter di sisi selatan pun harus digunakan secara bergiliran.
“Sebelah utara-nya jalan amblas, sebelah selatannnya itu juga jurang yang dalam, jadi jalannya sekarang tambah kecil,” keluh Suta.
Wayan Suta bersama warga setempat pun mengaku was-was dengan kondisi jalan itu, terlebih jalur tersebut menuju Pura Gria Sakti Manuaba, yang rutin dilalui setiap persembahyangan.
Kini warga sudah membatasi jalan amblas tersebut dengan dua buah drim yang dilapisi spanduk.
Sementara pada bagian jalan yang amblas juga dipasangi tali rafia warna hitam sebagai pembatas. “Kami takut sekali lewat sini, karena bagian yang amblas ke jurang ini sampai setengah badan jalan,” jelasnya.
Selain khawatir amblas akan bertambah parah, di malam hari, lokasi tersebut gelap lantaran tidak ada lampu penerangan jalan.
“Makanya kami harap pemerintah segera melakukan perbaikan, jangan sampai menungu ada korban jiwa, karena ini juga jalur utama menuju Tampaksiring,” pintanya.
Anggota DPRD Gianyar asal Kenderan, Ida Bagus Manu Atmaja mendesak instansi terkait untuk segera menindaklanjuti keluhan warga tersebut.
“Saya sudah cek lokasi dan berkoordinasi dengan Dinas PU. Katanya sudah dianggarkan, kami akan kawal anggaran untuk perbaikan jalan ini,” ujar politisi Hanura yang akrab disapa Gus Manu itu.
Sementara itu, Sekretaris Desa Kendran, I Wayan Agustina Purnawan menyatakan amblasnya jalan akibat longsor disebabkan karena hujan lebat yang melanda desanya. Diperparah dengan tekstur tanah di bawah jalan cukup labil.
Disamping itu, posisi yang jebol itu, dulunya adalah aliran sungai kecil, kemudian oleh warga, disepakati untuk mengurug aliran sungai tersebut dengan tanah.
Sementara aliran sungai dibuatkan baru secara melingkar. “Tanah diambil di sekitar lokasi, pada sisi timur. Kemudian diurug hingga rata, baru diaspal,” jelasnya.
Agus tak mengingat pasti kapan pertama kali jalan tersebut diurug. Ia hanya mengingat proyek aspal terakhir, sekitar 2016 lalu.
Diperkirakan, tanah urug atau timbunan tanah ini tak lagi kuat menopang lalu lalang aktifitas warga yang disertai dengan curah hujan tinggi.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya mengaku sudah bersurat ke Bupati Gianyar dan ditembuskan pula ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) selaku pemilik jalan.
“Kami sudah dokumentasikan dan bersurat resmi ke pemda Gianyar sekitar seminggu lalu. Besoknya langsung ada tim teknis yang memeriksa lokasi,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gianyar, Nyoman Nuadi, menyatakan perbaikan jalan jebol di Desa Kendran sudah dimasukan dalam rancangan APBD induk 2018.
“Tahun ini (2017, red) tidak bisa, karena sudah mau akhir tahun. Jadi tahapannya tidak memungkinkan, kalau tahun depan sudah kami anggarkan,” ujar Nuadi.
Tahun depan, jalan tersebut akan disender beton sepanjang 49 meter dengan kedalaman sekitar 18 meter.
“Tidak bisa diperbaiki satu bagian yang amblas itu saja, karena bagian lain juga bisa amblas kalau terus di guyur hujan, makanya kami perbaiki keseluruhan di ruas itu,” tukasnya.