29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:34 AM WIB

Pandemi Belum Usai, PHDI Klungkung: Tahun Ini Tak Ada Upacara Massal

 

SEMARAPURA- Parisada Hindu Dharma (PHDI) Kabupaten Klungkung biasanya menggelar sejumlah upacara keagamaan secara massal setiap tahunnya. Namun, sejak tahun 2020, kegiatan yang dibuat untuk meringankan umat Hindu itu sudah tidak lagi digelar akibat pandemi Covid-19.

 

Ketua PHDI Kabupaten Klungkung, Putu Suarta mengungkapkan, ada sejumlah upacara keagamaan yang digelar PHDI Klungkung secara massal setiap tahunnya. Mulai dari ritual Mebayuh Oton, Potong Rambut, Nyapuh Leger, Metatah, hingga Atma Wedana massal. Upacara keagamaan itu bertujuan untuk meringankan umat baik secara ekonomi, waktu dan tenaga. Sebab bila digelar secara mandiri, upacara tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

 

“Karena efektif, efisien dan besarnya suasana kebersamaan ini, animo masyarakat sangat luar biasa sekali. Bahkan tidak hanya diikuti oleh warga kurang mampu, namun juga warga yang mampu,” kata Suarta Senin (24/1).

 

Kegiatan tersebut sangat dinanti-nanti umat Hindu di Kabupaten Klungkung. Hanya saja akibat pandemi Covid-19, upacara keagamaan yang digelar secara massal itu tidak lagi dilaksanakan sejak tahun 2020.

 

“Karena akibat pandemi Covid-19, tidak boleh ada kerumunan. Harus jaga jarak,” terangnya.

 

Meski kasus Covid-19 kian melandai, PHDI Klungkung memutuskan untuk tidak menggelar sejumlah upacara keagamaan secara massal itu di tahun 2022. Selain karena pandemi Covid-19 belum berakhir, juga karena anggaran yang dimiliki hanya cukup untuk biaya operasional PHDI Klungkung selama setahun.

 

“Anggaran untuk kegiatan itu telah direfocusing karena pandemi Covid-19. Sebenarnya Rp 200 juta cukup untuk PHDI Klungkung menggelar sejumlah upacara massal itu,” bebernya.

 

Melihat tingginya animo masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat yang terkena dampak pandemi, pihaknya berharap pandemi berakhir. Sehingga kegiatan bermanfaat bagi masyarakat itu dapat digelar kembali.

 

“Banyak masyarakat yang menghubungi saya untuk menanyakan kapan Mebayuh Oton, Potong Rambut, Nyapuh Leger, Metatah, dan Atma Wedana massal digelar kembali. Apalagi dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini yang terkena dampak pandemi Covid-19, sudah barang tentu upacara massal yang biasa kami gelar ini sangat dinanti,” tandasnya.

 

SEMARAPURA- Parisada Hindu Dharma (PHDI) Kabupaten Klungkung biasanya menggelar sejumlah upacara keagamaan secara massal setiap tahunnya. Namun, sejak tahun 2020, kegiatan yang dibuat untuk meringankan umat Hindu itu sudah tidak lagi digelar akibat pandemi Covid-19.

 

Ketua PHDI Kabupaten Klungkung, Putu Suarta mengungkapkan, ada sejumlah upacara keagamaan yang digelar PHDI Klungkung secara massal setiap tahunnya. Mulai dari ritual Mebayuh Oton, Potong Rambut, Nyapuh Leger, Metatah, hingga Atma Wedana massal. Upacara keagamaan itu bertujuan untuk meringankan umat baik secara ekonomi, waktu dan tenaga. Sebab bila digelar secara mandiri, upacara tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

 

“Karena efektif, efisien dan besarnya suasana kebersamaan ini, animo masyarakat sangat luar biasa sekali. Bahkan tidak hanya diikuti oleh warga kurang mampu, namun juga warga yang mampu,” kata Suarta Senin (24/1).

 

Kegiatan tersebut sangat dinanti-nanti umat Hindu di Kabupaten Klungkung. Hanya saja akibat pandemi Covid-19, upacara keagamaan yang digelar secara massal itu tidak lagi dilaksanakan sejak tahun 2020.

 

“Karena akibat pandemi Covid-19, tidak boleh ada kerumunan. Harus jaga jarak,” terangnya.

 

Meski kasus Covid-19 kian melandai, PHDI Klungkung memutuskan untuk tidak menggelar sejumlah upacara keagamaan secara massal itu di tahun 2022. Selain karena pandemi Covid-19 belum berakhir, juga karena anggaran yang dimiliki hanya cukup untuk biaya operasional PHDI Klungkung selama setahun.

 

“Anggaran untuk kegiatan itu telah direfocusing karena pandemi Covid-19. Sebenarnya Rp 200 juta cukup untuk PHDI Klungkung menggelar sejumlah upacara massal itu,” bebernya.

 

Melihat tingginya animo masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat yang terkena dampak pandemi, pihaknya berharap pandemi berakhir. Sehingga kegiatan bermanfaat bagi masyarakat itu dapat digelar kembali.

 

“Banyak masyarakat yang menghubungi saya untuk menanyakan kapan Mebayuh Oton, Potong Rambut, Nyapuh Leger, Metatah, dan Atma Wedana massal digelar kembali. Apalagi dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini yang terkena dampak pandemi Covid-19, sudah barang tentu upacara massal yang biasa kami gelar ini sangat dinanti,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/