DENPASAR-Selain mengakibatkan puluhan desa dan kecamatan terpapar hujan abu, dampak erusi Gunung Agung di Karangasem, Bali, pada Jumat malam (24/5) juga berdampak pada lalu lintas penerbangan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali menyatakan beberapa penerbangan dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dibatalkan. Sedangkan penerbangan menuju ke bandara untuk sementara dialihkan.
Saat ini, ada 4 penerbangan menuju bandara I Gusti Ngurah Rai yang melakukan pembatalan dan 5 keberangkatan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dibatalkan sesuai dari keputusan safety assesment airlines bersangkutan.
“Kami akan terus meng-update kondisi terkini mengenai erupsi Gunung Agung. Saat ini memang penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai Bali dibatalkan,” terang Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/5).
Selain itu, akibat erupsi Gunung Agung, Polana juga mengimbau kepada seluruh pihak terkait untuk terus melakukan koordinasi dan memonitor erupsi Gunung Agung. Jika mengganggu keselamatan penerbangan maka bandara dapat di tutup sementara.
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Elfi Amir menjelaskan bahwa saat ini terjadi hujan abu vulkanik ringan dan kondisi masih akan berlangsung sampai dengan pukul 01.00 Wita, Sabtu (25/5).
Abu vulkanik awalnya terdeteksi pada ketinggian sekitar 4.000-5.000 m di ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan intesitas sedang tapi agak tersebar, namun saat ini intensitas telah berkurang menjadi 500-1000 meter.
Bandara I Gusti Ngurah Rai pun tetap beroperasi normal dan petugas ATC melaksanakan pemanduan pesawat secara taktikal demi menghindarkan pesawat masuk ke area yang terpapar debu vulkanik.
Elfi juga mengimbau kepada para pengguna jasa angkutan udara agar tidak panik terhadap erupsi Gunung Agung.
Sebab dalam menanggulangi bencana abu vulkanik, bandara telah memiliki standar operasional prosedur (SOP).
Selain itu, setiap airlines operator juga melaksanakan safety assesment untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangannya.
“Penumpang tidak perlu panik karena kami sudah memiliki SOP dan contigency plan jika terjadi VA. Sebab pemerintah melalui Ditjen Hubud tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan,” tukasnya.