31.9 C
Jakarta
26 April 2024, 17:10 PM WIB

Proses Restorasi Tuntas, Bale Kulkul Pura Desa Buleleng “Dipelaspas”

SINGARAJA – Bangunan bale kulkul di Pura Desa Buleleng, akhirnya tuntas. Proses restorasi itu hanya memakan waktu selama 1,5 bulan.

Semula proses restorasi ditargetkan tuntas dalam waktu 3 bulan. Begitu tuntas direstorasi, kemarin prajuru Desa Adat Buleleng langsung melakukan upacara melaspas di areal pura desa.

Upacara itu dilangsungkan bertepatan dengan tilem desta yang jatuh pada rahina sukra pon prangbakat. Prosesi upacara dipimpin Jro Mangku Pura Desa Adat Buleleng yang didampingi Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna.

Proses restorasi sebenarnya sudah dimulai sejak 10 April lalu. Saat itu dilangsungkan upacara ngeruak di madya mandala pura desa.

Proses pembongkaran ornamen-ornamen bale kulkul dilakukan oleh tukang bangunan yang telah tersertifikasi. Seluruh proses pun mendapat pengawasan dari pengempon dan panitia pembangunan.

Bidang Teknis Panitia Pembangunan Pura Jro Mangku Made Arsana mengatakan, selama proses pembongkaran, panitia telah melakukan pengawasan secara ketat.

Sebagian besar ornamen yang digunakan, merupakan ornamen yang berasal dari bangunan lama. Hanya bagian kayu saja yang diganti.

“Ukiran dan ornamennya itu masih yang lama. Termasuk kayu untuk kul-kul itu juga yang lama. Memang ada beberapa kayu yang lapuk,

itu kami ganti dengan kayu yang serupa. Atap ijuknya juga begitu. Kami tetap pertahankan gaya bangunan seperti sedia kala,” kata Arsana.

Sementara itu, Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, proses restorasi itu merupakan kelanjutan dari restorasi sejumlah bangunan di areal pura desa.

Restorasi dilakukan secara bertahap, mengingat bangunan dan pelinggih yang ada di pura desa cukup banyak.

Lebih lanjut Sutrisna mengatakan, biaya restorasi bale kulkul itu bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemprov Bali. Desa Adat mendapat bantuan dana sebesar Rp 143 juta yang difokuskan untuk proses restorasi.

“Kami sangat menjaga kualitas dari proses restorasi ini. Bahan dan ornament masih kami gunakan yang lama. Tukang yang kami libatkan juga yang sudah

mengantongi sertifikasi. Sehingga semua bisa tuntas sesuai harapan dan langsung kami lakukan upacara melaspas,” ujar Sutrisna. 

SINGARAJA – Bangunan bale kulkul di Pura Desa Buleleng, akhirnya tuntas. Proses restorasi itu hanya memakan waktu selama 1,5 bulan.

Semula proses restorasi ditargetkan tuntas dalam waktu 3 bulan. Begitu tuntas direstorasi, kemarin prajuru Desa Adat Buleleng langsung melakukan upacara melaspas di areal pura desa.

Upacara itu dilangsungkan bertepatan dengan tilem desta yang jatuh pada rahina sukra pon prangbakat. Prosesi upacara dipimpin Jro Mangku Pura Desa Adat Buleleng yang didampingi Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna.

Proses restorasi sebenarnya sudah dimulai sejak 10 April lalu. Saat itu dilangsungkan upacara ngeruak di madya mandala pura desa.

Proses pembongkaran ornamen-ornamen bale kulkul dilakukan oleh tukang bangunan yang telah tersertifikasi. Seluruh proses pun mendapat pengawasan dari pengempon dan panitia pembangunan.

Bidang Teknis Panitia Pembangunan Pura Jro Mangku Made Arsana mengatakan, selama proses pembongkaran, panitia telah melakukan pengawasan secara ketat.

Sebagian besar ornamen yang digunakan, merupakan ornamen yang berasal dari bangunan lama. Hanya bagian kayu saja yang diganti.

“Ukiran dan ornamennya itu masih yang lama. Termasuk kayu untuk kul-kul itu juga yang lama. Memang ada beberapa kayu yang lapuk,

itu kami ganti dengan kayu yang serupa. Atap ijuknya juga begitu. Kami tetap pertahankan gaya bangunan seperti sedia kala,” kata Arsana.

Sementara itu, Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, proses restorasi itu merupakan kelanjutan dari restorasi sejumlah bangunan di areal pura desa.

Restorasi dilakukan secara bertahap, mengingat bangunan dan pelinggih yang ada di pura desa cukup banyak.

Lebih lanjut Sutrisna mengatakan, biaya restorasi bale kulkul itu bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pemprov Bali. Desa Adat mendapat bantuan dana sebesar Rp 143 juta yang difokuskan untuk proses restorasi.

“Kami sangat menjaga kualitas dari proses restorasi ini. Bahan dan ornament masih kami gunakan yang lama. Tukang yang kami libatkan juga yang sudah

mengantongi sertifikasi. Sehingga semua bisa tuntas sesuai harapan dan langsung kami lakukan upacara melaspas,” ujar Sutrisna. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/