GIANYAR – Para Bendesa dan Kelian Adat se-Gianyar lagi pakrimik. Mereka mengeluhkan dana insentif yang tidak kunjung cair sejak Januari lalu.
Untuk diketahui, dana insentif yang diterima bendesa sebesar Rp 1,3 juta, sementara kelian adat Rp 900 ribu per bulan.
Sebelum pandemi, mereka tidak mempermasalahkan saat insentif telat diterima. Namun, saat ini mereka sangat membutuhkan dana tersebut untuk kelangsungan hidup sehari-hari.
Terkait masalah ini, Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar, I Gusti Agung Sri Widyawati mengklaim, tahapan pencairan insentif Bendesa dan Kelian Adat masih berproses.
Diakuinya pihaknya sempat menyampaikan akan cair awal bulan April. Tapi, dikatakannya, semua kewenangan ada di Badan Pendapatan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar.
Pihak Dinas Kebudayaan hanya memfasilitasi administrasi. “Untuk administrasinya sudah lengkap. Semua bendesa sudah lengkap,
tinggal menunggu pencairannya saja, harap bersabar dumun lantaran situasi seperti ini,” ungkap I Gusti Agung Sri Widyawati.
Sementara itu, Kepala BPKAD Gianyar, Ngakan Jati Ambarsika, menyatakan, jika pemerintah saat ini kesulitan finansial akibat tidak tercapainya Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Jadi, semua pengeluaran harus kami atur sesuai skala prioritas dan kami akan bayar bertahap, tyang yakin semua steak holder memaklumi,” pungkasnya.