25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:08 AM WIB

Dana Insentif Tak Kunjung Cair, Bendesa dan Kelian se-Gianyar Pakrimik

GIANYAR – Saat keuangan Pemerintah Kabupaten Gianyar terpuruk akibat Pandemi Covid-19, salah satu Bendesa di Gianyar pakrimik tidak dapat dana insentif dari kabupaten.

Insentif yang biasa diperoleh per Bendesa sebesar Rp 1,3 juta sebulan itu belum dibayarkan sejak Januari-Mei 2021.

Salah seorang Bendesa di Gianyar mengatakan, hingga kini Bendesa dan Kelian Adat belum menerima insentif. “Bendesa Rp 1,3 juta. Kelian Adat Rp 900 ribu (per bulan, red),” ujarnya. 

Dia mengaku sempat dapat kabar jika pencairan berlangsung April. “Tapi sampai sekarang belum,” ujar Bendesa yang bekerja di bidang pariwisata itu.

Kendati demikian, dia bersyukur dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk desa adat dari Provinsi Bali sudah cair.

Dana BKK tersebut bisa digunakan untuk insentif bendesa sesuai aturan penggunaan dana BKK. “Kalau di Kabupaten Rp 1,3 juta. BKK Provinsi dapat Rp 1,5 juta. Selama ini kami dibantu dana BKK,” terangnya.

Biasanya, dana insentif itu diperlukan untuk ngayah di masyarakat. Ketika mendapat undangan, Bendesa setidaknya memberikan sumbangan kepada masyarakatnya.

“Misalnya ada warga nikah, Bendesa diundang, kami keluar uang sendiri. Di tengah jadwal bendesa yang cukup padat, dengan begini, kami cukup-cukupkan saja,” ungkapnya.

Dulu, sebelum Covid-19, dirinya tidak mempermasalahkan jika dana insentif telat dibayar. “Mengingat situasi pandemi.

Dan kami dari pariwisata, jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa,” jelasnya sembari meminta namanya tidak dimediakan.

GIANYAR – Saat keuangan Pemerintah Kabupaten Gianyar terpuruk akibat Pandemi Covid-19, salah satu Bendesa di Gianyar pakrimik tidak dapat dana insentif dari kabupaten.

Insentif yang biasa diperoleh per Bendesa sebesar Rp 1,3 juta sebulan itu belum dibayarkan sejak Januari-Mei 2021.

Salah seorang Bendesa di Gianyar mengatakan, hingga kini Bendesa dan Kelian Adat belum menerima insentif. “Bendesa Rp 1,3 juta. Kelian Adat Rp 900 ribu (per bulan, red),” ujarnya. 

Dia mengaku sempat dapat kabar jika pencairan berlangsung April. “Tapi sampai sekarang belum,” ujar Bendesa yang bekerja di bidang pariwisata itu.

Kendati demikian, dia bersyukur dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk desa adat dari Provinsi Bali sudah cair.

Dana BKK tersebut bisa digunakan untuk insentif bendesa sesuai aturan penggunaan dana BKK. “Kalau di Kabupaten Rp 1,3 juta. BKK Provinsi dapat Rp 1,5 juta. Selama ini kami dibantu dana BKK,” terangnya.

Biasanya, dana insentif itu diperlukan untuk ngayah di masyarakat. Ketika mendapat undangan, Bendesa setidaknya memberikan sumbangan kepada masyarakatnya.

“Misalnya ada warga nikah, Bendesa diundang, kami keluar uang sendiri. Di tengah jadwal bendesa yang cukup padat, dengan begini, kami cukup-cukupkan saja,” ungkapnya.

Dulu, sebelum Covid-19, dirinya tidak mempermasalahkan jika dana insentif telat dibayar. “Mengingat situasi pandemi.

Dan kami dari pariwisata, jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa,” jelasnya sembari meminta namanya tidak dimediakan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/