SINGARAJA – Keluarga bayi kembar siam yang lahir di Buleleng, kini dalam kondisi kebingungan. Mereka kesulitan mencari biaya untuk operasi pemisahan bayi tersebut.
Pihak keluarga pun sempat menolak tawaran pihak rumah sakit untuk merujuk bayi tersebut ke RSUP Sanglah.
Kasubbag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara yang ditemui terpisah mengatakan, manajemen rumah sakit sudah menyarankan agar bayi dirujuk kemarin.
Namun, pihak keluarga masih belum siap. Sehingga pihak rumah sakit hanya bisa menunggu kesiapan dari keluarga.
Budiantara menyebut kondisi bayi relatif stabil. “Kemarin (Senin, Red) sore dipasangi alat bantu pernafasan, tapi tadi pagi bersyukur alat bantu nafasnya sudah dilepas.
Rekomendasinya memang dirujuk ke (RSUP) Sanglah, tapi kami masih menunggu kesiapan keluarga,” kata Budiantara.
Pihak rumah sakit pun berjanji akan memberikan perawatan semaksimal mungkin pada bayi tersebut, sampai dengan keluarga siap mengambil keputusan.
“Karena keluarga masih berunding dan pikir-pikir, kami hormati itu. Kami tetap beri layanan terbaik, baik dari dokter maupun paramedis,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bayi kembar siam kembali lahir di Kabupaten Buleleng. Bayi itu merupakan buah hati dari pasangan Made Mujana dan Made Gorsi, warga Desa Pangkung Paruk.
Bayi itu lahir di klinik bidan swasta pada Senin (23/9) dini hari, lewat persalinan normal. Saat dilahirkan, bayi kembar itu memiliki satu kepala, empat tangan, dan empat kaki.
Selain itu ada organ dalam berupa hati dan usus yang berada di luar dinding perut. Dua tangan dan dua kakinya, berada di posisi normal.
Sementara dua kaki, dua tangan, dan organ dalam, menempel di dinding perut bayi. Tim medis menyebutnya dengan kondisi kelainan konginental multiple dan kompleks.