SEMARAPURA– Jumlah Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Pemkab Klungkung terus bertambah dari tahun sebelumnya.
Gaya hidup yang tidak baik dan acuhnya masyarakat mengenai penyakit ini, membuat jumlah penderita HIV/AIDS terus bertambah.
Bahkan tidak hanya diderita orang dewasa, namun juga remaja dan anak-anak.
Sekretaris KPA Klungkung, I Wayan Sumanaya saat ditemui di Kantor Bupati Klungkung, Rabu (24/10) mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap lebih dari 30 ODHA.
Namun menurutnya, jumlah ODHA di Kabupaten Klungkung lebih banyak daripada itu. Adapun karena rasa malu dan faktor lainnya, akhirnya mereka-mereka itu enggan menerima jasa pendampingan dari (KPA).
“Bahkan ada yang meninggal dunia. Tidak sedikit yang kami temukan dengan kondisi yang sudah sangat parah,” ungkapnya.
Menurutnya, HIV/AIDS tidak hanya orang dewasa, namun juga anak remaja dan anak-anak. Bahkan ada yang satu keluarga, dari orang tua hingga anak-anaknya menderita HIV/AIDS.
Hal ini terjadi tidak terlepas dari gaya hidup bebas dan juga acuhnya penderita terhadap penyakitnya ini sehingga akhirnya menular ke sejumlah orang bahkan anak-anaknya.
“Ada ibu-ibu yang menderita HIV/AIDS sedang mengandung. Saat diarahkan untuk mendapatkan pendampingan, pengakuannya saja bilang mau, namun tidak datang. Padahal agar anaknya tidak terjangkit, selama masa kehamilan harus mendapat perawatan khusus,” katanya.
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pihaknya mengaku melakukan berbagai upaya. Mulai dari sosialisasi hingga pembagian kondom terutamanya ke tempat-tempat lokalisasi.
Diungkapkan, ada enam lokalisasi di Kabupaten Klungkung yang kerap ia berikan kondom.
“Dengan adanya lokalisasi ini sebenarnya kami lebih terbantu dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini. Kami bisa melakukan pengawasan. Dibandingkan mereka sembunyi-sembunyi, itu yang lebih berbahaya,” bebernya.
Namun terkadang upayanya menekan penyebaran HIV/AIDS ini dikacaukan dengan para pelanggan pekerja seks komersial yang tidak mau menggunakan kondom.
Padahal menurutnya, penyakit ini banyak ditularkan oleh pria-pria yang mencari jasa pekerja seks komersial.
“Kami susah kalau berbicara tentang isi perut. PSK ini pernah bilang lebih baik mati karena HIV/AIDS dari pada mati karena kelaparan,” ujarnya.
Lebih lanjut pihaknya berharap agar masyarakat lebih peduli dengan penyakit ini sehingga penyebarannya dapat ditekan.
“Kalau sudah merasa melakukan gaya hidup yang tidak baik, atau pasangannya menerapkan perilaku tidak baik, lebih baik periksa diri,” tandasnya