SEMARAPURA – Sejak kick-off vaksinasi Covid-19 untuk tenaga Kesehatan (nakes) di Kabupaten Klungkung sebulan lalu, ternyata hingga kini belum tuntas. Diketahui, vaksinasi di Klungkung sudah mulai sejak 27 Januari 2021 lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr. Ni Made Adi Swapatni, Kamis (25/2) mengungkapkan, untuk vaksinasi Covid-19 gelombang kedua, Kabupaten Klungkung mendapatkan sebanyak 260 vial atau 2.600 dosis. Vaksin itu diprioritaskan untuk kekurangan vaksin tenaga kesehatan sekitar 1.200 dosis.
Sementara sisanya, akan diprioritaskan untuk tim penguburan jenazah, TNI, Polri, Satpol PP dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
“Sampai saat ini kami masih melakukan perhitungan (total jumlah tim penguburan jenazah, TNI, Polri, Satpol PP dan ASN),” katanya.
Ditanya lebih lanjut mengenai masih ada tenaga kesehatan yang tercecer, Swapatni belum memberi penjelasannya. Adapun sebelumnya Swapatni mengungkapkan ada sebanyak 4.200 dosis vaksin Covid-19 yang tiba di Kabupaten Klungkung untuk vaksinasi gelombang pertama.
Ribuan vaksin tersebut tidak hanya untuk tenaga kesehatan dan pendukung, namun juga diperuntukkan untuk para pejabat di Kabupaten Klungkung. Sementara di Klungkung sendiri ada sebanyak 2.100 tenaga kesehatan di Klungkung yang saat ini telah masuk datanya.
Tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah karena saat vaksin gelombang pertama tiba, masih ada tenaga kesehatan yang melakukan pendaftaran untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menambahkan, masih adanya tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksinasi di gelombang pertama sehingga akan diberikan di gelombang kedua karena ada tenaga kesehatan lepasan di rumah sakit swasta yang belum terdata. Dan menurutnya hal itu tidak hanya terjadi di Klungkung namun di kabupaten lainnya.
“Mungkin pendataannya kurang pas,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengaku ingin seluruh warga Klungkung bisa segera mendapatkan vaksin Covid-19. Hanya saja karena jumlahnya yang terbatas akhirnya harus menerapkan skala prioritas. Dan kembali pihaknya meminta kepada masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan di manapun berada.
“Selain tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan ASN yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, adapun pedagang pasar juga berisiko sekali (terpapar virus korona),” tandasnya.