SEMARAPURA – Lima unit rumah gubuk atau bedeng di Dusun Kaja, Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida terbakar, Selasa (25/6) kemarin.
Peristiwa kebakaran tersebut terjadi lantaran ada orang yang sembarangan membuang puntung rokok di sekitar lokasi.
Meski api melalap lima rumah gubuk beserta isinya serta satu unit sepeda motor, Pemadam Kebakaran Klungkung tidak bisa berbuat banyak lantaran tidak ada personel dan armada Damkar Klungkung yang berada di wilayah tersebut.
Api akhirnya dipadamkan oleh warga sekitar dan sejumlah wisatawan dengan peralatan seadanya.
Berdasar informasi, musibah kebakaran yang terjadi Selasa (25/6) sekitar pukul 13.30 itu menimpa lima unit rumah gubuk yang dimiliki delapan orang buruh asal Nusa Gede yang merantau ke Desa Jugutbatu untuk bekerja.
Delapan orang buruh tersebut, yakni Agus Darmayana, 23; Komang Parwati, 22; Made Mustini, 27; Ketut Widi, 23; Wayan Kasih, 25; Kartis, 75; Wayan Lolak, 27, dan Kadek Resih, 28.
Diduga lantaran ada orang yang membuang puntung rokok di sekitar lokasi, akhirnya api dari rokok tersebut menimbulkan kebakaran dan membakar lima rumah gubuk beserta isinya.
Termasuk satu unit sepeda motor juga ikut terbakar dalam peristiwa tersebut. Upaya pemadaman hanya bisa dilakukan warga sekitar dan wisatawan.
Karena keterbatasan air, pemadaman api dilakukan dengan memanfaatkan air laut. Adapun sekitar pukul 14.30, api baru bisa dipadamkan.
Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, I Putu Suarta membenarkan peristiwa tersebut. Dijelaskannya saat ini Pemadam Kebakaran Klungkung baru bisa menjangkau Klungkung daratan dan sebagian Kecamatan Nusa Penida, yakni Nusa Gede.
Untuk peristiwa kebakaran di Desa Jungutbatu, menurutnya, belum bisa ditangani sampai saat ini. Hal itu karena sampai saat ini belum ada personel yang ditugaskan di wilayah tersebut.
Jalan yang kecil juga menyulitkan armada Damkar melintas di wilayah tersebut. “Sulit mencari personel di wilayah tersebut dengan upah yang sama dengan Klungkung daratan,” katanya.
Untuk itu, pihaknya sudah mengusulkan pengadaan pompa apung untuk menangani wilayah yang tidak bisa dijangkau armada Damkar.
Hanya saja lantaran keterbatasan anggaran, hal itu belum bisa terealisasi. “Kalau ada kolam, pompa apung itu bisa dioperasikan.
Kalau pakai air laut malah apinya bisa semakin besar karena mengandung garam,” tandasnya.