28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:18 PM WIB

Distan Sebut Bukan Diterkam Anjing, Penyebab Ternak Mati Masih Misteri

SINGARAJA – Dinas Pertanian (Distan) Buleleng akhirnya menerjunkan tim untuk menelusuri kasus kematian ternak di Desa Julah, Kecamatan Tejakula.

Dari hasil penyelidikan awal, total ada 21 ekor hewan ternak yang ditemukan mati. “Rinciannya 19 ekor anak babi dan dua ekor pedet (anak sapi, Red).

Itu dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Kejadian terakhir itu tanggal 20 Juli dan 22 Juli. Keduanya itu anak babi yang mati,” kata Kasi Kesehatan Hewan Distan Buleleng drh. I Gusti Bagus Oka Yadnya.

Lantaran tak menemukan bangkai yang dimaksud, praktis tim hanya berpijak pada foto-foto yang diambil oleh para peternak.

Berdasar foto tersebut, tim menyimpulkan bahwa hewan-hewan itu tidak mati karena serangan penyakit. Namun diduga oleh gigitan hewan buas.

“Mungkin itu semacam gigitan. Kalau dimakan binatang buas seperti anjing atau sebagainya, pasti koyak. Minimal tanda gigi atau tanda perlawanan itu ada.

Ini karena belum kami lihat langsung bangkainya, jadi belum bisa menyimpulkan. Tapi kalau penyakit, jelas tidak ada. Karena kesaksian peternak itu hewannya gemuk dan sehat sebelum ditemukan mati,” imbuhnya.

Terhadap peristiwa tersebut, Oka Yadnya mengaku pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Ia menghimbau masyarakat tak resah dengan kejadian itu.

Apabila ditemukan kembali hewan yang mati, masyarakat dihimbau tak langsung menguburnya. “Segera lapor ke dokter hewan di kecamatan. Supaya nanti bisa kami investigasi lebih lanjut,” tandas Oka.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, dibuat resah dengan kematian hewan ternak milik warga.

Peristiwa itu terjadi beruntun selama tiga bulan terakhir. Hewan yang mati diantaranya anak babi maupun anak sapi

SINGARAJA – Dinas Pertanian (Distan) Buleleng akhirnya menerjunkan tim untuk menelusuri kasus kematian ternak di Desa Julah, Kecamatan Tejakula.

Dari hasil penyelidikan awal, total ada 21 ekor hewan ternak yang ditemukan mati. “Rinciannya 19 ekor anak babi dan dua ekor pedet (anak sapi, Red).

Itu dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Kejadian terakhir itu tanggal 20 Juli dan 22 Juli. Keduanya itu anak babi yang mati,” kata Kasi Kesehatan Hewan Distan Buleleng drh. I Gusti Bagus Oka Yadnya.

Lantaran tak menemukan bangkai yang dimaksud, praktis tim hanya berpijak pada foto-foto yang diambil oleh para peternak.

Berdasar foto tersebut, tim menyimpulkan bahwa hewan-hewan itu tidak mati karena serangan penyakit. Namun diduga oleh gigitan hewan buas.

“Mungkin itu semacam gigitan. Kalau dimakan binatang buas seperti anjing atau sebagainya, pasti koyak. Minimal tanda gigi atau tanda perlawanan itu ada.

Ini karena belum kami lihat langsung bangkainya, jadi belum bisa menyimpulkan. Tapi kalau penyakit, jelas tidak ada. Karena kesaksian peternak itu hewannya gemuk dan sehat sebelum ditemukan mati,” imbuhnya.

Terhadap peristiwa tersebut, Oka Yadnya mengaku pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Ia menghimbau masyarakat tak resah dengan kejadian itu.

Apabila ditemukan kembali hewan yang mati, masyarakat dihimbau tak langsung menguburnya. “Segera lapor ke dokter hewan di kecamatan. Supaya nanti bisa kami investigasi lebih lanjut,” tandas Oka.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, dibuat resah dengan kematian hewan ternak milik warga.

Peristiwa itu terjadi beruntun selama tiga bulan terakhir. Hewan yang mati diantaranya anak babi maupun anak sapi

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/