26.3 C
Jakarta
9 Desember 2024, 20:05 PM WIB

Ratusan Babi Mati Bergelimpangan, Distan Diminta Ambil Langkah Cepat

SINGARAJA – DPRD Buleleng meminta agar Dinas Pertanian (Distan) Buleleng segera mengambil langkah strategis akibat merebaknya penyakit babi di Kabupaten Buleleng.

Selain itu Distan juga diminta menyusun upaya pemulihan pada para peternak, utamanya peternak rumahan yang merugi akibat penyakit pada babi.

Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengatakan, dewan prihatin sekaligus khawatir dengan penyakit tersebut.

Sebab hingga kini belum ada kejelasan pasti, apa yang menjadi pemicu penyakit yang menyebabkan ratusan babi di Buleleng mati mendadak.

“Distan harus ambil langkah cepat. Terutama pada peternak rumahan. Supaya ini tidak berlanjut,” kata Mangku.

Menurutnya langkah yang bisa diambil kini ialah mengintensifkan sosialisasi, melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Distan.

Entah iu memnta peternak menjaga kebersihan kandang, hingga pada pembatasan populasi. Babi-babi yang teridentifikasi sakit juga sebaiknya diisolasi, agar tak menyebarkan penyakitnya pada babi lain.

Lebih-lebih lagi pada manusia. Politisi PDI Perjuangan itu juga mendesak agar instansi terkait, seperti Balai Besar Veteriner (BB Vet) Denpasar segera merilis pemicu merebaknya penyakti babi di Bali, utamanya di Buleleng.

“Sampai sekarang kan tidak ada informasi apa-apa soal pemicu penyakit ini. Seolah-olah dibiarkan misterius. Semestinya ini cepat. Kalau lambat, malah makin mewabah ke peternak lain,” kritiknya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, pihaknya juga hingga kini masih menanti kabar dari BB Vet terkait penyebab kematian babi-babi di Buleleng.

Sayangnya hingga kini belum ada kabar pasti terkait penyebab kematian babi. “Sementara ini kami tetap melakukan langkah antisipasi. Seperti sosialisasi dan membagikan disinfektan pada peternak,” kata Sumiarta.

Hingga kemarin, di seluruh Buleleng tercatat sudah ada 156 ekor babi yang mati karena terpapar penyakit yang belum jelas pemicunya. Selain itu ada 20 ekor babi lainnya di Desa Bila, yang kini dilaporkan dalam kondisi sakit. 

SINGARAJA – DPRD Buleleng meminta agar Dinas Pertanian (Distan) Buleleng segera mengambil langkah strategis akibat merebaknya penyakit babi di Kabupaten Buleleng.

Selain itu Distan juga diminta menyusun upaya pemulihan pada para peternak, utamanya peternak rumahan yang merugi akibat penyakit pada babi.

Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengatakan, dewan prihatin sekaligus khawatir dengan penyakit tersebut.

Sebab hingga kini belum ada kejelasan pasti, apa yang menjadi pemicu penyakit yang menyebabkan ratusan babi di Buleleng mati mendadak.

“Distan harus ambil langkah cepat. Terutama pada peternak rumahan. Supaya ini tidak berlanjut,” kata Mangku.

Menurutnya langkah yang bisa diambil kini ialah mengintensifkan sosialisasi, melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Distan.

Entah iu memnta peternak menjaga kebersihan kandang, hingga pada pembatasan populasi. Babi-babi yang teridentifikasi sakit juga sebaiknya diisolasi, agar tak menyebarkan penyakitnya pada babi lain.

Lebih-lebih lagi pada manusia. Politisi PDI Perjuangan itu juga mendesak agar instansi terkait, seperti Balai Besar Veteriner (BB Vet) Denpasar segera merilis pemicu merebaknya penyakti babi di Bali, utamanya di Buleleng.

“Sampai sekarang kan tidak ada informasi apa-apa soal pemicu penyakit ini. Seolah-olah dibiarkan misterius. Semestinya ini cepat. Kalau lambat, malah makin mewabah ke peternak lain,” kritiknya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, pihaknya juga hingga kini masih menanti kabar dari BB Vet terkait penyebab kematian babi-babi di Buleleng.

Sayangnya hingga kini belum ada kabar pasti terkait penyebab kematian babi. “Sementara ini kami tetap melakukan langkah antisipasi. Seperti sosialisasi dan membagikan disinfektan pada peternak,” kata Sumiarta.

Hingga kemarin, di seluruh Buleleng tercatat sudah ada 156 ekor babi yang mati karena terpapar penyakit yang belum jelas pemicunya. Selain itu ada 20 ekor babi lainnya di Desa Bila, yang kini dilaporkan dalam kondisi sakit. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/