RadarBali.com – Lima hari setelah dinyatakan level IV atau status awas, Gunung Agung kini memasuki masa kritis.
“Gunung Agung saat ini memasuki fase kritis,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Selasa (26/9).
Walau begitu, bukan jaminan akan pasti meletus. Tergantung pada kekuatan dorongan magma. Jika kekuatan dorongan besar dan mampu menjebol sumbat lava maka akan terjadi letusan.
“Peluang terjadi letusan cukup besar. Namun tidak dapat dipastikam kapan meletus. Sampai saat ini Gunung Agung belum meletus,” imbuhnya.
Lebih jauh dijelaskan, aktivitas vulkanik Gunung Agung makin terus meningkat. Pergerakan magma ke permukaan juga makin meningkat yang mengindikasikan magma terus bergerak ke permukaan.
Indikasi ini terlihat dari meningkatnya frekuensi gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik lokal.
Berdasar pantauan Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG, jumlah gempa vulkanik dalam 564 kali, gempa vulkanik dangkal 547 kali dan gempa tektonik lokal 89 kali pada Senin (25/9).
Jumlah kejadin gempa ini lebih besar daripada sebelumnya