28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:42 AM WIB

Kasus Kumulatif di Buleleng Tembus 1.003, Angka Kesembuhan 90,5 Persen

SINGARAJA – Kasus terkonfirmasi positif covid-19 secara kumulatif di Kabupaten Buleleng, menembus seribu kasus.

Mengacu data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Buleleng, hingga kemarin tercatat ada 1.003 kasus di Buleleng.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Buleleng I Ketut Suweca mengungkapkan, kasus terkonfirmasi positif baru di Buleleng pada Minggu (25/10) kemarin mencapai 4 kasus.

Seluruh kasus itu tersebar di Kecamatan Tejakula sebanyak 1 kasus, Kecamatan Seririt 1 kasus, Kecamatan Buleleng 1 kasus, dan Kecamatan Busungbiu 1 kasus.

Selain itu ada pula 6 orang pasien yang telah dinyatakan sembuh. Pasien yang sembuh itu berasal dari Kecamatan Sawan sebanyak 2 orang,

Kecamatan Kubutambahan 1 orang, Kecamatan Banjar 1 orang, Kecamatan Seririt 1 orang, dan Kecamatan Buleleng sebanyak 1 orang.

Sekretaris Satgas Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, bila dilihat secara angka kumulatif kasus, memang terbilang tinggi.

Angka kasus kumulatif Buleleng ada di peringkat keempat, setelah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar.

“Tapi, kalau kita lihat persentase kesembuhannya, kita ada di posisi tingkat kesembuhan yang tinggi juga. Rata-rata angka kesembuhan kita di atas 89 persen. Hari ini saja angkanya 90,5 persen,” kata Suyasa.

Suyasa mengatakan, saat ini satgas tengah fokus pada upaya menekan risiko penularan. Sehingga Buleleng bisa segera naik peringkat, dari zona oranye menuju zona kuning.

Dengan perubahan zona menjadi kuning, Suyasa optimistis akan terjadi akselerasi ekonomi yang lebih baik lagi. Karena ada beberapa kelonggaran interaksi yang bisa dilaksanakan.

Salah satunya di bidang pendidikan. Setidaknya ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk perubahan status itu.

Mulai dari indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat, serta indikator pelayanan kesehatan di daerah.

“Ada banyak indikator. Mulai dari penurunan kasus secara konsisten, laju kemunculan kasus baru, tingkat kematian kasus terkonfirmasi positif, jumlah sampel yang didiagnosis,

termasuk ketersediaan tempat tidur. Ini secara berkala tiap minggu, selalu dievaluasi oleh BNPB. Mudah-mudahan zona risiko di Buleleng bisa segera berubah jadi kuning,” harap Suyasa. 

SINGARAJA – Kasus terkonfirmasi positif covid-19 secara kumulatif di Kabupaten Buleleng, menembus seribu kasus.

Mengacu data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Buleleng, hingga kemarin tercatat ada 1.003 kasus di Buleleng.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Buleleng I Ketut Suweca mengungkapkan, kasus terkonfirmasi positif baru di Buleleng pada Minggu (25/10) kemarin mencapai 4 kasus.

Seluruh kasus itu tersebar di Kecamatan Tejakula sebanyak 1 kasus, Kecamatan Seririt 1 kasus, Kecamatan Buleleng 1 kasus, dan Kecamatan Busungbiu 1 kasus.

Selain itu ada pula 6 orang pasien yang telah dinyatakan sembuh. Pasien yang sembuh itu berasal dari Kecamatan Sawan sebanyak 2 orang,

Kecamatan Kubutambahan 1 orang, Kecamatan Banjar 1 orang, Kecamatan Seririt 1 orang, dan Kecamatan Buleleng sebanyak 1 orang.

Sekretaris Satgas Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, bila dilihat secara angka kumulatif kasus, memang terbilang tinggi.

Angka kasus kumulatif Buleleng ada di peringkat keempat, setelah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar.

“Tapi, kalau kita lihat persentase kesembuhannya, kita ada di posisi tingkat kesembuhan yang tinggi juga. Rata-rata angka kesembuhan kita di atas 89 persen. Hari ini saja angkanya 90,5 persen,” kata Suyasa.

Suyasa mengatakan, saat ini satgas tengah fokus pada upaya menekan risiko penularan. Sehingga Buleleng bisa segera naik peringkat, dari zona oranye menuju zona kuning.

Dengan perubahan zona menjadi kuning, Suyasa optimistis akan terjadi akselerasi ekonomi yang lebih baik lagi. Karena ada beberapa kelonggaran interaksi yang bisa dilaksanakan.

Salah satunya di bidang pendidikan. Setidaknya ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk perubahan status itu.

Mulai dari indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat, serta indikator pelayanan kesehatan di daerah.

“Ada banyak indikator. Mulai dari penurunan kasus secara konsisten, laju kemunculan kasus baru, tingkat kematian kasus terkonfirmasi positif, jumlah sampel yang didiagnosis,

termasuk ketersediaan tempat tidur. Ini secara berkala tiap minggu, selalu dievaluasi oleh BNPB. Mudah-mudahan zona risiko di Buleleng bisa segera berubah jadi kuning,” harap Suyasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/