NEGARA – Libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang bersamaan dengan hari raya Galungan dan libur sekolah benar-benar dijadikan peluang untuk berwisata, dan pulang kampung bagi warga pendatang.
Itu terlihat dari meningkatnya pengguna jasa penyeberangan di Selat Bali saat angkutan Nataru tahun ini.
Meningkatnya pengguna jasa penyeberangan di Selat Bali mulai terlihat sejak dua hari menjelang Natal.
Kendaraan yang menyeberang harus ngantre menunggu giliran untuk naik kapal di dalam maupun diluar pelabuhan.
Seperti yang terjadi pada Senin (24/12) malam di pelabuhan Gilimanuk. Ribuan kendaraan yang akn menyebrang ke Jawa terjebak antrean panjang.
Antrean kendaraan terutama mobil baik mobil pribadi angkutan umum maupun kendaraan barang itu mulai terjadi sekitar pukul 20.00.
Berawal dari ekor antrean sampai di terminal manuver. Semakin malam jumlah kendaraan yang datang semakin banyak sehingga ekor antrean terus memanjang.
Sekitar pukul 22.00 ekor antrean sudah sampai di depan Pasar Gilimanuk. Banyaknya mobil campuran yang menyeberang ke Jawa itu lantaran yang baru mendapat libur
dan pulang kampung, wislok yang kembali serta truk-truk yang mengejar waktu agar bisa beroperasi sebelum pembatasan dimulai kembali pada Jumat (28/12).
“Saya mulai libur pada Minggu. Tapi, karena katanya ada jembatan yang rusak saya menunda pulang dan bari berangkat Senin sore. Ternyata kena antrean juga,” ujar Hanif, asal Bondowoso, Jawa Timur.
Tono, salah satu sopir truk menyampaikan, setelah boleh beroperasi kembali dirinya langsung berangkat ke Jawa untuk mengantar muatan barang rongsokan.
“Teman-teman juga sama. Kami balik ke Jawa untuk mengejar waktu agar nanti bisa membawa muatan ke Lombok sebelum pembatasan dimulai lagi,” ungkapnya.
Menjelang tengah malam, ekor antrean sudah sampai di depan Masjid Gilimanuk atau sekitar satu kilometer dari pelabuhan.
Ekor antrean kendaraan itu kadang memedek dan kadang kembali memanjang. Namun menjelang subuh antrean kendaraan campuran itu akhirnya habis disebrangkan.
“Memang Senin malam terjadi antrean. Itu terjadi karena mereka yang kembali ke kampungnya baik warga pendatang maupun wisatawan lokal
serta truk-truk yang mengejar waktu agar bisa beroprasi sebelum tahun baru menyebrang bersamaan. Namun antrean itu tidak panjang dan lama,” ungkap Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk, Kompol Nyoman Subawa.