PANCASARI – Permukaan air di Danau Buyan terus meluap. Kini air danau merendam sebelas rumah termasuk sebuah sekolah.
Kelian Banjar Dinas Dasong, Made Suartana mengungkapkan, meluapnya air Danau Buyan seolah menjadi musibah tahunan bagi warga.
Suartana mencatat, ada sebelas kepala keluarga di wilayah Dasong yang rumahnya terendam banjir. Selain itu lahan pertanian juga tak produktif lagi.
“Kasihan petani kami. Lahan puluhan hektare itu hanya bisa ditanami selama tiga bulan. Selebihnya yang sembilan bulan itu, sudah rusak terendam air danau. Sudah rutin setiap tahun seperti ini,” kata Suartana.
Lantaran tak lagi produktif, banyak petani yang beralih profesi menjadi buruh serabutan. Bahkan ada pula yang hanya mengandalkan pendapatan sebagai pemancing ikan.
Suartana berharap pihak berwenang segera melakukan pengerukan sedimen danau. Warga meyakini pendangkalan Danau Buyan yang kian parah dari tahun ke tahun, mengakibatkan lahan pertanian dan rumah warga terendam air.
“Harapan kami agar danau ini bisa dikeruk. Karena sekarang banyak gerusan dari hutan dan tanah pertanian.
Kalau bisa dikeruk, kami yakin kecil kemungkinan bencana seperti ini rutin terjadi. Kalau sekarang ini kan sudah rutin,” tandas Suartana.
Asal tahu saja, Danau Buyan kini mengalami pendangkalan parah. Data di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng menyebutkan,
Danau Buyan mengalami pendangkalan hingga 20 meter, hanya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pemicunya pertanian tak ramah lingkungan di sekitar danau.
Lahan resapan air diganti menjadi lahan pertanian sayur mayur. Dampaknya terjadi erosi, hingga memicu pendangkalan. Kondisi itu diperparah dengan penggunaan pupuk anorganik.
Residu pupuk mengalir ke danau dan memicu suburnya pertumbuhan eceng gondok. Eceng gondok juga turut memperparah pendangkalan danau.