SEMARAPURA – Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung terpaksa melakukan eliminasi anjing liar sekitar tujuh ekor anjing yang kerap berkeliaran di wilayah Semarapura Klod Kangin kemarin.
Eliminasi ini dilakukan karena ada dugaan bahwa anjing-anjing tersebut sempat kontak dengan anjing positif rabies yang telah menggigit sekitar lima orang warga setempat, Minggu (24/6) lalu.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Gede Juanida mengungkapkan, ada lima orang warga yang digigit oleh anjing liar pada Minggu (24/6).
Yaitu Ketut Sumerti, warga Jalan Kresna, Ketut Nyeri warga Banjar Pande, Anak Agung Sri Agung asal Jalan Gunung Niang, Suriati asal Jalan Kresna dan Ni Made Dwi Kantiningsih, 6 asal Jalan Baladewa, Semarapura Klod Kangin.
Semuanya waktu itu melintas di sekitar Jalan Kresna, Semarapura Klod Kangin dan Jalan Baladewa, Semarapura Klod Kangin.
“Oleh warga anjing itu kemudian di bunuh dan bangkainya dibawa ke Puskeswan di Banjar Minggir. Oleh petugas kami yang bekerja pada hari Senin (25/6).
Otak anjing itu kemudian kami kirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar untuk dites. Sore harinya, hasilnya keluar dan dinyatakan anjing itu positif rabies,” ungkapnya.
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Anak Agung Raka Arnawa menambahkan, melihat hasil Balai Besar Veteriner Denpasar,
pihaknya kemudian melakukan penelusuran dan melakukan eliminasi terhadap anjing-anjing yang diduga pernah kontak dengan anjing yang dinyatakan positif rabies itu.
Itu dilakukan untuk memutus rantai penularan dan penyebaran virus rabies. “Ada tujuh anjing yang kami eliminasi.
Semarapura Klod Kangin ini memang padat populasi anjingnya karena padat penduduk dan setiap KK memelihara anjing,” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan, kasus rabies pada anjing ini merupakan yang pertama di tahun 2018 ini. “Tahun 2017, tidak ada kasus gigitan anjing rabies,” imbuhnya.
Mendengar adanya kasus gigitan anjing yang dinyatakan positif rabies oleh Balai Besar Veteriner Denpasar itu, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, I Wayan Karyana mengaku langsung turun ke lapangan mencari jumlah warga yang digigit anjing tersebut dan memastikan mereka sudah mendapatkan penanganan sesuai dengan prosedur tetap.
Dari penelusuran yang telah dilakukan di lapangan, seluruh warga yang tergigit anjing positif rabies sudah mendapatkan VAR.
“Ada yang luka risiko tinggi atas nama Anak Agung Sri Agung, kami sudah fasilitasi untuk mendapatkan SAR. Agung Sri ini mendapat luka gigitan cukup banyak
dan dalam di kedua pergelangan kakinya. Hanya Ni Made Dwi Kantiningsih yang terkena gigitan di pergelangan tangan,” ujarnya.
Pihaknya menambahkan, Ni Made Dwi Kantiningsih tergigit pada Minggu (24/6) sekitar pukul 10.00 Wita.
Sementara Ketut Sumerti, warga Jalan Kresna, Ketut Nyeri warga Banjar Pande, Anak Agung Sri Agung asal Jalan Gunung Niang, Suriati asal Jalan Kresna tergigit sekitar pukul 17.00.
Ayah Ni Made Dwi Kantiningsih, Nyoman Budiasa mengungkapkan bahwa saat kejadian anaknya henda pergi untuk berbelanja, tiba-tiba ada anjing yang datang.
Kantiningsih yang pada saat itu akan berbelanja dengan kakaknya itu pun ketakutan dan keduanya langsung berlari. Naas, anjing itu berhasil menggigit pergelangan tangan kanan Kantiningsih.
“Anak saya tidak bilang tangannya digigit anjing. Hari Senin (25/6) pagi, baru saya tahu tangannya digigit anjing dan langsung saya bawa ke rumah sakit. Satu gigitan cukup dalam, yang lainnya kecil-kecil,” tandasnya.
Juanida menambahkan, untuk program vaksinasi anjing sudah rutin berjalan, terutama bagi anjing peliharaan masyarakat.
Sayangnya, masyarakat masih memiliki kebiasaan membuang anjing peliharaannya ke pasar dan tempat lainnya ketika sudah tidak mampu memeliharanya.
Sehingga tidak heran masih ada anjing liar dan besar menyebabkan penyebaran virus rabies.
“Tapi kadang kami anggap anjing liar, saat kami eliminasi ada saja yang protes, tiba-tiba ngaku punya anjingnya. Itu yang sedikit membuat kami harus lebih keras melakukan sosialisasi. Jadi kami harapkan kesadaran masyarakat juga,” tandasnya.