28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:52 AM WIB

Lama Terlantar, Pemandian Kuno di Desa Adat Buleleng Akan Direstorasi

SINGARAJA – Pemandian kuno yang terletak di wewidangan Banjar Adat Banjar Paketan, akan segera direstorasi.

Proses restorasi itu akan dilakukan oleh Desa Adat Buleleng. Proses restorasi diharapkan bisa memulihkan kondisi di sekitar pemandian.

Selama bertahun-tahun, pemandian yang berada di seberang Pasar Buleleng itu dibiarkan terbengkalai. Dulunya banyak tanaman perdu yang tumbuh di sana. Bahkan bagian depan pemandian sempat menjadi lokasi penampungan sampah.

Beberapa tahun terakhir, penataan mulai dilakukan. Tanaman-tanaman perdu yang tumbuh subur di areal pemandian dibersihkan. Kontainer sampah yang semula diletakkan di depan pemandian, juga dipindahkan.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, rencana restorasi itu akan dilakukan tahun ini. Desa adat mendapat suntikan dana Bansos Pemprov Bali, yang disalurkan oleh salah seorang anggota DPRD Bali.

Menurut Sutrisna, penataan sudah dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2019 lalu, pihak desa adat sudah melakukan penataan.

Saat itu penataan menelan dana sebesar Rp 30 juta. Desa adat menyiapkan fasilitas kamar mandi di sana. Sebab dulunya pemandian itu tak dilengkapi dengan kakus.

Tahun ini, desa adat mendapat bansos sebesar Rp 125 juta. Rencananya restorasi akan segera dilakukan tahun ini. Hanya saja prajuru masih melakukan koordinasi lebih dulu dengan pemerintah.

Baik itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng, maupun Dinas Kebudayaan Buleleng.

“Kami masih samakan persepsi. Memang lokasi pancorannya ada di atas tanah ayahan desa. Tapi sebelum restorasi kan kami perlu duduk bersama dulu. Biar tidak keliru saat kami lakukan restorasi,” jelas Sutrisna.

Setelah restorasi dituntaskan, pemandian akan kembali diaktifkan. Tiga titik pancuran yang kini tak lagi dialiri air, akan kembali dihidupkan dengan menggunakan aliran air dari PDAM Buleleng.

“Nanti ya tidak aktif lagi untuk pemandian umum. Hanya untuk pelestarian peninggalan sejarah saja. Apalagi pancuran ini kan sudah ada dari tahun 1917,” tandasnya. 

SINGARAJA – Pemandian kuno yang terletak di wewidangan Banjar Adat Banjar Paketan, akan segera direstorasi.

Proses restorasi itu akan dilakukan oleh Desa Adat Buleleng. Proses restorasi diharapkan bisa memulihkan kondisi di sekitar pemandian.

Selama bertahun-tahun, pemandian yang berada di seberang Pasar Buleleng itu dibiarkan terbengkalai. Dulunya banyak tanaman perdu yang tumbuh di sana. Bahkan bagian depan pemandian sempat menjadi lokasi penampungan sampah.

Beberapa tahun terakhir, penataan mulai dilakukan. Tanaman-tanaman perdu yang tumbuh subur di areal pemandian dibersihkan. Kontainer sampah yang semula diletakkan di depan pemandian, juga dipindahkan.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, rencana restorasi itu akan dilakukan tahun ini. Desa adat mendapat suntikan dana Bansos Pemprov Bali, yang disalurkan oleh salah seorang anggota DPRD Bali.

Menurut Sutrisna, penataan sudah dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2019 lalu, pihak desa adat sudah melakukan penataan.

Saat itu penataan menelan dana sebesar Rp 30 juta. Desa adat menyiapkan fasilitas kamar mandi di sana. Sebab dulunya pemandian itu tak dilengkapi dengan kakus.

Tahun ini, desa adat mendapat bansos sebesar Rp 125 juta. Rencananya restorasi akan segera dilakukan tahun ini. Hanya saja prajuru masih melakukan koordinasi lebih dulu dengan pemerintah.

Baik itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng, maupun Dinas Kebudayaan Buleleng.

“Kami masih samakan persepsi. Memang lokasi pancorannya ada di atas tanah ayahan desa. Tapi sebelum restorasi kan kami perlu duduk bersama dulu. Biar tidak keliru saat kami lakukan restorasi,” jelas Sutrisna.

Setelah restorasi dituntaskan, pemandian akan kembali diaktifkan. Tiga titik pancuran yang kini tak lagi dialiri air, akan kembali dihidupkan dengan menggunakan aliran air dari PDAM Buleleng.

“Nanti ya tidak aktif lagi untuk pemandian umum. Hanya untuk pelestarian peninggalan sejarah saja. Apalagi pancuran ini kan sudah ada dari tahun 1917,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/