28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:34 PM WIB

Kemarau Panjang, Gas Metana Menumpuk, Eks TPA Sente Kembali Terbakar

SEMARAPURA – Kebakaran kembali terjadi di eks TPA Sente, di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Sabtu (26/10) kemarin.

Penyebab kebakaran TPA Sente karena terjadinya akumulasi gas metana di dalam tumpukan sampah di musim kemarau ini.

Akibat peristiwa itu, diperkirakan luas tumpukan sampah yang terbakar di eks TPA Sente mencapai 98 are.

Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung I Putu Suarta mengungkapkan, peristiwa kebakaran di eks TPA Sente itu terjadi sekitar pukul 08.00.

Akibat peristiwa itu, sekitar 98 are tumpukan sampah terbakar sehingga pihaknya mengerahkan empat unit armada pemadam kebakaran ke lokasi.

“Kami membutuhkan waktu sekitar 3 jam 30 menit untuk melakukan pemadaman,” ungkap I Putu Suarta.

Kebakaran tumpukan sampah di eks TPA Sente bukan kali pertama terjadi, dalam bulan Oktober ini sudah beberapa kali kebakaran terjadi di TPA tersebut.

Penyebabnya juga masih sama, yakni terjadinya akumulasi gas metana di dalam tumpukan sampah sehingga akhirnya meledak dan menyebabkan terjadinya kebakaran. “Penyebabnya gas metana,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Klungkung, Anak Agung Kirana menjelaskan kebakaran sampah yang terjadi di TPA Sente mulai rutin terjadi sejak awal Oktober.

“Itu karena cuaca yang cukup panas akhir-akhir ini. Kondisi ini membuat produksi gas metana mengalami peningkatan sehingga memicu munculnya api dan asap,” terangnya.

Melihat api dan asap yang tidak kunjung padam meski setiap hari tumpukan sampah tersebut telah disirami air, pihaknya akhirnya menancapkan tiga pipa sepanjang

enam meter yang sisi-sisinya telah diberikan lubang kecil-kecil untuk memasukan air hingga ke dalam tumpukan sampah mulai Selasa (15/10).

Dengan adanya pipa tersebut diharapkan gas metana dapat keluar dari sana dan bara api yang ada di dalam tumpukan sampah bisa padam oleh air yang dimasukkan jua dari sana.

“Ini baru uji coba dan ternyata hasilnya bagus. Karena harganya cukup lumayan, rencananya kami akan pasang 10 pipa terlebih dahulu.

Saya dapat teknik ini dari ahli sampah di Malang. Kalau disiram seperti biasanya kan hanya di bagian permukaan saja yang terkena air,” tandasnya.

SEMARAPURA – Kebakaran kembali terjadi di eks TPA Sente, di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Sabtu (26/10) kemarin.

Penyebab kebakaran TPA Sente karena terjadinya akumulasi gas metana di dalam tumpukan sampah di musim kemarau ini.

Akibat peristiwa itu, diperkirakan luas tumpukan sampah yang terbakar di eks TPA Sente mencapai 98 are.

Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung I Putu Suarta mengungkapkan, peristiwa kebakaran di eks TPA Sente itu terjadi sekitar pukul 08.00.

Akibat peristiwa itu, sekitar 98 are tumpukan sampah terbakar sehingga pihaknya mengerahkan empat unit armada pemadam kebakaran ke lokasi.

“Kami membutuhkan waktu sekitar 3 jam 30 menit untuk melakukan pemadaman,” ungkap I Putu Suarta.

Kebakaran tumpukan sampah di eks TPA Sente bukan kali pertama terjadi, dalam bulan Oktober ini sudah beberapa kali kebakaran terjadi di TPA tersebut.

Penyebabnya juga masih sama, yakni terjadinya akumulasi gas metana di dalam tumpukan sampah sehingga akhirnya meledak dan menyebabkan terjadinya kebakaran. “Penyebabnya gas metana,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Klungkung, Anak Agung Kirana menjelaskan kebakaran sampah yang terjadi di TPA Sente mulai rutin terjadi sejak awal Oktober.

“Itu karena cuaca yang cukup panas akhir-akhir ini. Kondisi ini membuat produksi gas metana mengalami peningkatan sehingga memicu munculnya api dan asap,” terangnya.

Melihat api dan asap yang tidak kunjung padam meski setiap hari tumpukan sampah tersebut telah disirami air, pihaknya akhirnya menancapkan tiga pipa sepanjang

enam meter yang sisi-sisinya telah diberikan lubang kecil-kecil untuk memasukan air hingga ke dalam tumpukan sampah mulai Selasa (15/10).

Dengan adanya pipa tersebut diharapkan gas metana dapat keluar dari sana dan bara api yang ada di dalam tumpukan sampah bisa padam oleh air yang dimasukkan jua dari sana.

“Ini baru uji coba dan ternyata hasilnya bagus. Karena harganya cukup lumayan, rencananya kami akan pasang 10 pipa terlebih dahulu.

Saya dapat teknik ini dari ahli sampah di Malang. Kalau disiram seperti biasanya kan hanya di bagian permukaan saja yang terkena air,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/