27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:53 AM WIB

Ditangkap & Diseret Polisi,Perbekel Fajar: Hanya Masalah Miskomunikasi

SINGARAJA – Kondisi Desa Sudaji memanas sehari usai Hari Raya Nyepi. Pemicunya, terjadi miskomunikasi antara pihak desa dengan aparat kepolisian, Kamis (26/3) lalu.

Masalah itu bermula saat ada masyarakat di Desa Sudaji yang kerauhan pada hari raya Nyepi, Rabu (25/3) lalu. Saat itu warga yang kerauhan sempat meminta agar dibuatkan semacam banten.

Karena pada pukul 00.00 Rabu tengah malam akan ada sosok niskala yang turun untuk mengusi wabah. Ternyata pada Rabu tengah malam, jumlah warga yang kerauhan makin banyak.

Bahkan, makin bertambah pada Kamis pagi. Belakangan terdengar suara ledakan niskala di Pura Batu Bedil.

Masyarakat setempat meyakini suara itu sebagai pertanda akan terjadi suatu peristiwa di Sudaji. Nah, pada Kamis (26/3), pihak desa dinas bersama desa adat menggelar paruman terkait masalah tersebut.

Mengingat jumlah warga yang kerauhan makin banyak. Warga pun ada yang berkumpul di beberapa lokasi menunggu hasil paruman, karena gelisah dengan kondisi kerauhan yang makin banyak.

Ternyata informasi itu sempat memicu miskomunikasi antara pihak kepolisian dengan masyarakat setempat.

Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan langsung menemui Kapolres AKBP I Made Sinar Subawa. Perbekel Fajar menjelaskan kondisi niskala yang terjadi di desanya.

Termasuk menyampaikan putusan yang diambil dalam paruman. Sayangnya penjelasan yang disampaikan Perbekel Fajar tidak direspons.

Kapolres justru memerintahkan sejumlah warga yang mengalami kerauhan agar diamankan. Kondisi itu jelas saja ditolak perbekel.

Selanjutnya Kapolres sempat meminta Fajar datang ke Banjar Dinas Kaja Kangin. Lokasi ini dicurigai sebagai titik kumpul massa yang akan melakukan pengarakan ogoh-ogoh.

Saat itu, memang ada warga yang berkumpul di sekitar ogoh-ogoh sembari menunggu hasil paruman.

“Turun dari mobil, Kapolres langsung melakukan tindakan agresif terhadap sejumlah warga di Banjar Kaja Kangin sedang berkerumun. Ada yang protes, langsung ditangkap-tangkap semuanya,” tutur Perbekel Sudaji Ngurah Fajar Kurniawan.

Fajar sempat meminta agar polisi menahan diri. Namun, permintaan itu tak diindahkan. Bahkan Perbekel Fajar sempat diamankan.

“Saya ditangkap Kapolsek Sawan. Saya diseret, tangan dilipat, dan dimasukkan ke dalam mobil polisi. Waktu itu jumlah rombongan kapolres ada sekitar lima mobil,” katanya.

Perbekel yang juga mantan wartawan itu menyatakan putusan dalam paruman sudah diambil. Selain itu putusan telah dikoordinasikan pada Camat Sawan I Gusti Ngurah Suradnyana.

Setelah suasana mereda, Fajar pun memutuskan kembali ke lokasi paruman. Saat kembali dari lokasi paruman, Fajar mendapati kendaraan rombongan kapolres tak bergerak.

Ternyata kendaraan dihadang sejumlah warga yang sedang kerauhan. Fajar menyebut saat itu Kapolres sempat meminta agar dibantu menyadarkan warga yang kerauhan, sehingga kendaraan bisa lewat.

“Ya, sudahlah. Kami tidak lagi memperpanjang persoalan itu. Sejatinya persoalan ini hanya miskomunikasi.

Sudah, pihak Polres Buleleng sudah menyampaikan permintaan maaf melalui Wakapolres dan Kabag Ops yang datang setelah Kapolres Buleleng kembali,” tegasnya.

Lebih lanjut Fajar mengatakan, masalah kerauhan sudah dituntaskan. Prajuru desa telah mendak tirta di Pura Batu Bedil.

Selain itu prajuru juga melakukan persembahyangan di Pura Bale Agung Sudaji serta Pura Dalem Sudaji. Tirta yang sudah dimohonkan, kemudian dibagikan ke warga, berikut gelang tridatu.

Sementara ogoh-ogoh yang ada di penjuru desa, langsung di-pralina. Mengingat ogoh-ogoh telah dipasupati saat pengerupukan, Selasa (24/3) lalu.

Setelah diberi upah-upahan, ogoh-ogoh kemudian di-pralina dengan tirta yang dimohonkan. “Itu polisinya malah yang bongkar,” tukas Fajar. 

SINGARAJA – Kondisi Desa Sudaji memanas sehari usai Hari Raya Nyepi. Pemicunya, terjadi miskomunikasi antara pihak desa dengan aparat kepolisian, Kamis (26/3) lalu.

Masalah itu bermula saat ada masyarakat di Desa Sudaji yang kerauhan pada hari raya Nyepi, Rabu (25/3) lalu. Saat itu warga yang kerauhan sempat meminta agar dibuatkan semacam banten.

Karena pada pukul 00.00 Rabu tengah malam akan ada sosok niskala yang turun untuk mengusi wabah. Ternyata pada Rabu tengah malam, jumlah warga yang kerauhan makin banyak.

Bahkan, makin bertambah pada Kamis pagi. Belakangan terdengar suara ledakan niskala di Pura Batu Bedil.

Masyarakat setempat meyakini suara itu sebagai pertanda akan terjadi suatu peristiwa di Sudaji. Nah, pada Kamis (26/3), pihak desa dinas bersama desa adat menggelar paruman terkait masalah tersebut.

Mengingat jumlah warga yang kerauhan makin banyak. Warga pun ada yang berkumpul di beberapa lokasi menunggu hasil paruman, karena gelisah dengan kondisi kerauhan yang makin banyak.

Ternyata informasi itu sempat memicu miskomunikasi antara pihak kepolisian dengan masyarakat setempat.

Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan langsung menemui Kapolres AKBP I Made Sinar Subawa. Perbekel Fajar menjelaskan kondisi niskala yang terjadi di desanya.

Termasuk menyampaikan putusan yang diambil dalam paruman. Sayangnya penjelasan yang disampaikan Perbekel Fajar tidak direspons.

Kapolres justru memerintahkan sejumlah warga yang mengalami kerauhan agar diamankan. Kondisi itu jelas saja ditolak perbekel.

Selanjutnya Kapolres sempat meminta Fajar datang ke Banjar Dinas Kaja Kangin. Lokasi ini dicurigai sebagai titik kumpul massa yang akan melakukan pengarakan ogoh-ogoh.

Saat itu, memang ada warga yang berkumpul di sekitar ogoh-ogoh sembari menunggu hasil paruman.

“Turun dari mobil, Kapolres langsung melakukan tindakan agresif terhadap sejumlah warga di Banjar Kaja Kangin sedang berkerumun. Ada yang protes, langsung ditangkap-tangkap semuanya,” tutur Perbekel Sudaji Ngurah Fajar Kurniawan.

Fajar sempat meminta agar polisi menahan diri. Namun, permintaan itu tak diindahkan. Bahkan Perbekel Fajar sempat diamankan.

“Saya ditangkap Kapolsek Sawan. Saya diseret, tangan dilipat, dan dimasukkan ke dalam mobil polisi. Waktu itu jumlah rombongan kapolres ada sekitar lima mobil,” katanya.

Perbekel yang juga mantan wartawan itu menyatakan putusan dalam paruman sudah diambil. Selain itu putusan telah dikoordinasikan pada Camat Sawan I Gusti Ngurah Suradnyana.

Setelah suasana mereda, Fajar pun memutuskan kembali ke lokasi paruman. Saat kembali dari lokasi paruman, Fajar mendapati kendaraan rombongan kapolres tak bergerak.

Ternyata kendaraan dihadang sejumlah warga yang sedang kerauhan. Fajar menyebut saat itu Kapolres sempat meminta agar dibantu menyadarkan warga yang kerauhan, sehingga kendaraan bisa lewat.

“Ya, sudahlah. Kami tidak lagi memperpanjang persoalan itu. Sejatinya persoalan ini hanya miskomunikasi.

Sudah, pihak Polres Buleleng sudah menyampaikan permintaan maaf melalui Wakapolres dan Kabag Ops yang datang setelah Kapolres Buleleng kembali,” tegasnya.

Lebih lanjut Fajar mengatakan, masalah kerauhan sudah dituntaskan. Prajuru desa telah mendak tirta di Pura Batu Bedil.

Selain itu prajuru juga melakukan persembahyangan di Pura Bale Agung Sudaji serta Pura Dalem Sudaji. Tirta yang sudah dimohonkan, kemudian dibagikan ke warga, berikut gelang tridatu.

Sementara ogoh-ogoh yang ada di penjuru desa, langsung di-pralina. Mengingat ogoh-ogoh telah dipasupati saat pengerupukan, Selasa (24/3) lalu.

Setelah diberi upah-upahan, ogoh-ogoh kemudian di-pralina dengan tirta yang dimohonkan. “Itu polisinya malah yang bongkar,” tukas Fajar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/