29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:54 AM WIB

Kapolres Perintahkan Tangkap Warga Kerauhan, Desa Sudaji Memanas

SINGARAJA – Kondisi Desa Sudaji memanas Kamis (26/3) lalu. Pemicunya, terjadi miskomunikasi antara pihak desa dengan aparat kepolisian.

Bahkan, polisi dengan kekuatan cukup besar sempat dikerahkan ke Desa Sudaji. Tak pelak kondisi itu sempat memicu ketegangan antara masyarakat Sudaji dengan polisi.

Masalah itu bermula saat ada masyarakat di Desa Sudaji yang kerauhan pada hari raya Nyepi, Rabu (25/3) lalu. Saat itu warga yang kerauhan sempat meminta agar dibuatkan semacam banten.

Karena pada pukul 00.00 Rabu tengah malam akan ada sosok niskala yang turun untuk mengusi wabah. Ternyata pada Rabu tengah malam, jumlah warga yang kerauhan makin banyak.

Bahkan, makin bertambah pada Kamis pagi. Belakangan terdengar suara ledakan niskala di Pura Batu Bedil.

Masyarakat setempat meyakini suara itu sebagai pertanda akan terjadi suatu peristiwa di Sudaji. Nah, pada Kamis (26/3), pihak desa dinas bersama desa adat menggelar paruman terkait masalah tersebut.

Mengingat jumlah warga yang kerauhan makin banyak. Warga pun ada yang berkumpul di beberapa lokasi menunggu hasil paruman, karena gelisah dengan kondisi kerauhan yang makin banyak.

Ternyata informasi itu sempat memicu miskomunikasi antara pihak kepolisian dengan masyarakat setempat.

Personil kepolisian yang dipimpin Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinawa Subawa sempat mendatangi Desa Sudaji, dengan didampingi Kapolsek Sawan Kompol Gusti Kade Alit Murdiasa.

Ketika itu ada sekitar 30 personil polisi yang datang ke Sudaji. Kapolres Buleleng AKBP Sinar Subawa sempat berhenti di simpang empat Pasar Desa Sudaji.

Saat itu, Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan langsung menemui Kapolres AKBP Sinar Subawa. Perbekel Fajar menjelaskan kondisi niskala yang terjadi di desanya.

Termasuk menyampaikan putusan yang diambil dalam paruman. Sayangnya penjelasan yang disampaikan Perbekel Fajar tidak direspons.

Kapolres justru memerintahkan sejumlah warga yang mengalami kerauhan agar diamankan. Kondisi itu jelas saja ditolak perbekel.

“Saya sudah berusaha mengajak Kapolres Buleleng untuk ikut paruman yang sedang berlangsung. Beliau (Kapolres Buleleng) bilang, jangan percaya gitu-gitu (kerauhan), nggak ada itu.

Tangkap saja yang kerauhan itu, kita bawa ke Mapolres Buleleng,” ungkap Perbekel Fajar menirukan kata-kata kapolres saat itu.

Setelah suasana mereda, Ngurah Fajar memutuskan kembali ke lokasi paruman. Saat kembali dari lokasi paruman, Fajar mendapati kendaraan rombongan Kapolres tak bergerak.

Ternyata kendaraan dihadang sejumlah warga yang sedang kerauhan. Fajar menyebut saat itu Kapolres sempat meminta agar dibantu menyadarkan warga yang kerauhan, sehingga kendaraan bisa lewat.

“Ya, sudahlah. Kami tidak lagi memperpanjang persoalan itu. Sejatinya persoalan ini hanya miskomunikasi.

Sudah, pihak Polres Buleleng sudah menyampaikan permintaan maaf melalui Wakapolres dan Kabag Ops yang datang setelah Kapolres Buleleng kembali,” tegasnya

SINGARAJA – Kondisi Desa Sudaji memanas Kamis (26/3) lalu. Pemicunya, terjadi miskomunikasi antara pihak desa dengan aparat kepolisian.

Bahkan, polisi dengan kekuatan cukup besar sempat dikerahkan ke Desa Sudaji. Tak pelak kondisi itu sempat memicu ketegangan antara masyarakat Sudaji dengan polisi.

Masalah itu bermula saat ada masyarakat di Desa Sudaji yang kerauhan pada hari raya Nyepi, Rabu (25/3) lalu. Saat itu warga yang kerauhan sempat meminta agar dibuatkan semacam banten.

Karena pada pukul 00.00 Rabu tengah malam akan ada sosok niskala yang turun untuk mengusi wabah. Ternyata pada Rabu tengah malam, jumlah warga yang kerauhan makin banyak.

Bahkan, makin bertambah pada Kamis pagi. Belakangan terdengar suara ledakan niskala di Pura Batu Bedil.

Masyarakat setempat meyakini suara itu sebagai pertanda akan terjadi suatu peristiwa di Sudaji. Nah, pada Kamis (26/3), pihak desa dinas bersama desa adat menggelar paruman terkait masalah tersebut.

Mengingat jumlah warga yang kerauhan makin banyak. Warga pun ada yang berkumpul di beberapa lokasi menunggu hasil paruman, karena gelisah dengan kondisi kerauhan yang makin banyak.

Ternyata informasi itu sempat memicu miskomunikasi antara pihak kepolisian dengan masyarakat setempat.

Personil kepolisian yang dipimpin Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinawa Subawa sempat mendatangi Desa Sudaji, dengan didampingi Kapolsek Sawan Kompol Gusti Kade Alit Murdiasa.

Ketika itu ada sekitar 30 personil polisi yang datang ke Sudaji. Kapolres Buleleng AKBP Sinar Subawa sempat berhenti di simpang empat Pasar Desa Sudaji.

Saat itu, Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan langsung menemui Kapolres AKBP Sinar Subawa. Perbekel Fajar menjelaskan kondisi niskala yang terjadi di desanya.

Termasuk menyampaikan putusan yang diambil dalam paruman. Sayangnya penjelasan yang disampaikan Perbekel Fajar tidak direspons.

Kapolres justru memerintahkan sejumlah warga yang mengalami kerauhan agar diamankan. Kondisi itu jelas saja ditolak perbekel.

“Saya sudah berusaha mengajak Kapolres Buleleng untuk ikut paruman yang sedang berlangsung. Beliau (Kapolres Buleleng) bilang, jangan percaya gitu-gitu (kerauhan), nggak ada itu.

Tangkap saja yang kerauhan itu, kita bawa ke Mapolres Buleleng,” ungkap Perbekel Fajar menirukan kata-kata kapolres saat itu.

Setelah suasana mereda, Ngurah Fajar memutuskan kembali ke lokasi paruman. Saat kembali dari lokasi paruman, Fajar mendapati kendaraan rombongan Kapolres tak bergerak.

Ternyata kendaraan dihadang sejumlah warga yang sedang kerauhan. Fajar menyebut saat itu Kapolres sempat meminta agar dibantu menyadarkan warga yang kerauhan, sehingga kendaraan bisa lewat.

“Ya, sudahlah. Kami tidak lagi memperpanjang persoalan itu. Sejatinya persoalan ini hanya miskomunikasi.

Sudah, pihak Polres Buleleng sudah menyampaikan permintaan maaf melalui Wakapolres dan Kabag Ops yang datang setelah Kapolres Buleleng kembali,” tegasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/