SINGARAJA – Para siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yang kini menempuh semester akhir, dihimbau mengenakan pakaian adat saat pengumuman kelulusan hari ini (28/5).
Strategi itu diharapkan efektif mengurangi peluang siswa melakukan aksi corat-coret maupun konvoi usai pengumuman kelulusan.
Sesuai jadwal, hari ini siswa di SMP akan menerima pengumuman kelulusan dari sekolahnya masing-masing.
Sebelumnya sekolah telah menerima pengumuman hasil Ujian Nasional (Unas) dari Dinas Pendidikan Bali, pada Jumat (25/5) lalu.
Nilai Unas juga menjadi salah satu poin penentu kelulusan siswa, disamping hasil ujian sekolah dan proses para siswa mengikuti pendidikan di sekolah selama tiga tahun terakhir.
Jelang pengumuman kelulusan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) telah menerbitkan edaran pada seluruh kepala SMP di Buleleng.
Dalam edaran itu, Disdikpora mengimbau agar siswa tidak melakukan aksi corat-coret dan konvoi. Sekolah pun diminta menyusun strategi untuk menekan potensi tersebut.
“Tetap kami lakukan langkah pencegahan. Meski anak SMP, tapi kalau tidak dikendalikan ya bisa tidak terkendali. Makanya kami minta sekolah cari strategi menekan itu,” kata Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa kemarin (27/5).
Suyasa menyarankan agar sekolah menempuh sejumlah cara. Misalnya mengumumkan kelulusan melalui alamat website sekolah.
Siswa juga bisa diminta datang ke sekolah dengan mengenakan pakaian adat. Selain itu siswa juga dihimbau menyumbangkan pakaian bekas milik mereka pada adik kelas, sehingga seragam tak dijadikan sarana melakukan aksi corat-coret.
“Kalau kami di dinas lebih cenderung anak-anak sekolah tapi pakai pakaian adat. Kalau diumumkan di website, pengalaman tahun
sebelumnya itu banyak anak-anak kumpul depan sekolah lalu konvoi dan corat-coret. Kami kira pakaian adat yang efektif,” tandas Suyasa.