25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:47 AM WIB

Monumen Diserbu Warga saat Pandemi, Bupati Suwirta Turun Malam-malam

SEMARAPURA – Lampu yang berada di air mancur di Monumen Puputan Klungkung akhirnya dimatikan untuk sementara waktu ini.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi daya tarik monumen tersebut. Pasalnya, salah satu objek pariwisata di Klungkung itu cukup ramai dikunjungi masyarakat, bahkan kian ramai saat hari raya Kuningan, Sabtu (26/9) lalu.

Padahal sudah ada ratusan warga Klungkung terpapar virus corona, dan rata-rata jumlahnya mengalami peningkatan setiap harinya.

Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putu Suarta, mengungkapkan, suasana hari raya Kuningan sangat terasa di pusat Kota Klungkung, tepatnya di Monumen Puputan Klungkung.

Banyak masyarakat yang berekreasi di salah satu objek wisata di Klungkung itu hingga malam hari. “Mereka di sana bercengkerama dengan keluarga,” katanya.

Sayangnya, dia melihat ada sejumlah anak-anak dilepas begitu saja tanpa menggunakan masker.

Melihat masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan, dia akhirnya kembali mengimbau masyarakat mengingat kasus Covid-19 di Klungkung masih terjadi.

“Kami tidak bubarkan. Hanya kami sarankan untuk yang bawa anak-anak agar tidak sering-sering membawa anak-anaknya keluar rumah apalagi sampai malam hari,” ujarnya.

Untuk mengurangi daya tarik Monumen Puputan Klungkung, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta  memerintahkan untuk mematikan lampu air mancur Monumen Puputan Klungkung untuk sementara waktu.

Sehingga diharapkan tidak banyak orang lagi yang berkumpul di sana sehingga mengurangi potensi penyebaran virus corona di ruang publik.

“Jadi dimatikan untuk sementara waktu. Itu agar tidak memancing orang ke Monumen. Kalau lampu lain yang ada di monumen tidak dimatikan agar tidak terjadi hal-hal lain yang tidak diinginkan,” terangnya.

Terkait dengan kegiatan Ngelawang yang biasanya dilakukan sejumlah anak-anak dengan berkeliling ke rumah-rumah warga menarikan tarian barong, diungkapkannya kegiatan itu masih diperbolehkan.

Hanya saja kegiatan Ngelawang itu diperbolehkan dilakukan di Monumen Puputan Klungkung seperti yang biasanya dilakukan anak-anak tersebut setiap hari raya Galungan dan Kuningan.

“Jadi kalau ke rumah-rumah boleh. Tetapi protokol kesehatan harus tetap diperhatikan,” tandasnya.

SEMARAPURA – Lampu yang berada di air mancur di Monumen Puputan Klungkung akhirnya dimatikan untuk sementara waktu ini.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi daya tarik monumen tersebut. Pasalnya, salah satu objek pariwisata di Klungkung itu cukup ramai dikunjungi masyarakat, bahkan kian ramai saat hari raya Kuningan, Sabtu (26/9) lalu.

Padahal sudah ada ratusan warga Klungkung terpapar virus corona, dan rata-rata jumlahnya mengalami peningkatan setiap harinya.

Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putu Suarta, mengungkapkan, suasana hari raya Kuningan sangat terasa di pusat Kota Klungkung, tepatnya di Monumen Puputan Klungkung.

Banyak masyarakat yang berekreasi di salah satu objek wisata di Klungkung itu hingga malam hari. “Mereka di sana bercengkerama dengan keluarga,” katanya.

Sayangnya, dia melihat ada sejumlah anak-anak dilepas begitu saja tanpa menggunakan masker.

Melihat masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan, dia akhirnya kembali mengimbau masyarakat mengingat kasus Covid-19 di Klungkung masih terjadi.

“Kami tidak bubarkan. Hanya kami sarankan untuk yang bawa anak-anak agar tidak sering-sering membawa anak-anaknya keluar rumah apalagi sampai malam hari,” ujarnya.

Untuk mengurangi daya tarik Monumen Puputan Klungkung, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta  memerintahkan untuk mematikan lampu air mancur Monumen Puputan Klungkung untuk sementara waktu.

Sehingga diharapkan tidak banyak orang lagi yang berkumpul di sana sehingga mengurangi potensi penyebaran virus corona di ruang publik.

“Jadi dimatikan untuk sementara waktu. Itu agar tidak memancing orang ke Monumen. Kalau lampu lain yang ada di monumen tidak dimatikan agar tidak terjadi hal-hal lain yang tidak diinginkan,” terangnya.

Terkait dengan kegiatan Ngelawang yang biasanya dilakukan sejumlah anak-anak dengan berkeliling ke rumah-rumah warga menarikan tarian barong, diungkapkannya kegiatan itu masih diperbolehkan.

Hanya saja kegiatan Ngelawang itu diperbolehkan dilakukan di Monumen Puputan Klungkung seperti yang biasanya dilakukan anak-anak tersebut setiap hari raya Galungan dan Kuningan.

“Jadi kalau ke rumah-rumah boleh. Tetapi protokol kesehatan harus tetap diperhatikan,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/