27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:45 AM WIB

MIMIH! Warga di Karangasem, Bali Buang Hajat Sembarangan

AMLAPURA-Kesadaran masyarakat Kabupaten Karangasem untuk membuat jamban, sebagai salah satu sarana penunjang sanitasi pemukiman masyarakat, dinilai masih rendah. Sebab masih ditemukan kebiasaan warga yang membuang hajat atau buang air besar (BAB) di sembarang tempat.

 

Terungkap, warga di 57 Desa/Kelurahan dari 78 desa di kabupaten Karangasem masih membuang hajat tidak pada tempatnya. Masyarakat masih buang hajat sembarangan di sungai hingga tegalan (kebun).

 

Hal tersebut diakui Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama. Kata dia, dari 78 Desa/Kelurahan di Karangasem, baru 21 Desa/Kelurahan yang menyandang predikat sebagai desa open defecation free (ODF) atau bebas BAB sembarangan.

 

“Jadi masih ada 57 Desa/Keluarahan yang belum,” kata Pertama Senin (27/12).

 

Untuk mewujudkan desa dan kelurahan di Karangasem bebas dari ODF, diakui bukan perkara mudah. Pemerintah perlu kerja ekstra dalam memberikan pemahaman ke masyarakat betapa pentingnya sanitasi.

 

“Harapannya agar tak ada lagi warga yang BAB sembarangan. Tapi banyak faktor juga yang mempengaruhi mengapa masih banyak masyarakat yang buang hajat sembarangan,” jelasnya.

 

Beberapa kendala yang membuat desa belum bisa bebas dari ODF ini karena minimnya pemenuhan sarana prasarana jamban sehat. Selain itu faktor minimnya ketersediaan air di beberapa desa juga masih menjadi kendala.

 

“Misalnya masih bayak banyak masyarakat yang BAB di sungai hingga tegalan. Ini masih terjadi. Jadi perlu mengubah pola itu dengan metode pendekatan secara perlahan. Tidak bisa instans,” jelas Putra Pertama.

 

Hingga saat ini, dari 21 Desa/Kelurahan di Karangasem yang sudah bebas ODF terbanyak di Kecamatan Manggis. Seperti Desa Padangbai, Sengkidu, Manggis, Pesedahan, Antiga, Selumbung, Nyuh Tebel, Ulakan, dan Antiga Kelod.

 

Sementara itu, desa lain yang sudah deklarasi sebagai desa ODF tersebar di Kecamatan Bebandem, Selat, Sidemen, Rendang, Abang dan Kecamatan Karangasem.

AMLAPURA-Kesadaran masyarakat Kabupaten Karangasem untuk membuat jamban, sebagai salah satu sarana penunjang sanitasi pemukiman masyarakat, dinilai masih rendah. Sebab masih ditemukan kebiasaan warga yang membuang hajat atau buang air besar (BAB) di sembarang tempat.

 

Terungkap, warga di 57 Desa/Kelurahan dari 78 desa di kabupaten Karangasem masih membuang hajat tidak pada tempatnya. Masyarakat masih buang hajat sembarangan di sungai hingga tegalan (kebun).

 

Hal tersebut diakui Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, I Gusti Bagus Putra Pertama. Kata dia, dari 78 Desa/Kelurahan di Karangasem, baru 21 Desa/Kelurahan yang menyandang predikat sebagai desa open defecation free (ODF) atau bebas BAB sembarangan.

 

“Jadi masih ada 57 Desa/Keluarahan yang belum,” kata Pertama Senin (27/12).

 

Untuk mewujudkan desa dan kelurahan di Karangasem bebas dari ODF, diakui bukan perkara mudah. Pemerintah perlu kerja ekstra dalam memberikan pemahaman ke masyarakat betapa pentingnya sanitasi.

 

“Harapannya agar tak ada lagi warga yang BAB sembarangan. Tapi banyak faktor juga yang mempengaruhi mengapa masih banyak masyarakat yang buang hajat sembarangan,” jelasnya.

 

Beberapa kendala yang membuat desa belum bisa bebas dari ODF ini karena minimnya pemenuhan sarana prasarana jamban sehat. Selain itu faktor minimnya ketersediaan air di beberapa desa juga masih menjadi kendala.

 

“Misalnya masih bayak banyak masyarakat yang BAB di sungai hingga tegalan. Ini masih terjadi. Jadi perlu mengubah pola itu dengan metode pendekatan secara perlahan. Tidak bisa instans,” jelas Putra Pertama.

 

Hingga saat ini, dari 21 Desa/Kelurahan di Karangasem yang sudah bebas ODF terbanyak di Kecamatan Manggis. Seperti Desa Padangbai, Sengkidu, Manggis, Pesedahan, Antiga, Selumbung, Nyuh Tebel, Ulakan, dan Antiga Kelod.

 

Sementara itu, desa lain yang sudah deklarasi sebagai desa ODF tersebar di Kecamatan Bebandem, Selat, Sidemen, Rendang, Abang dan Kecamatan Karangasem.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/