31 C
Jakarta
19 April 2024, 10:13 AM WIB

Diskes Duga Ikan Tongkol Jadi Penyebab Keracunan Belasan Taruna

JEMBRANA-Sehari pascaperistiwa keracunan massal, Rabu (29/1) pihak Diskes langsung membawa sampel makanan dan muntahan  ke laboratorium untuk diteliti. 

 

Seperti disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha.

 

Saat dikonfirmasi, Gusti Agung Arisantha mengatakan, jika berdasarkan dari sampel makanan yang diambil untuk diperiksa, diduga memang dari ikan tongkol karena mengandung kadar histamin tinggi dibandingkan jenis ikan yang lainnya.

 

Namun untuk memastikan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium yang akan keluar sekitar 7-10 hari kedepan.

 

“Kami belum bisa menyimpulkan apakah memang keracunan makanan, kepastian nunggu hasil laboratorium,” tegasnya.

 

Menurut pria yang juga seorang dokter ini, secara umum ikan akan berbahaya dan menyebabkan keracunan kalau ditangani dengan tidak benar.

 

Misalnya, kata Arisanta yakni ketika ikan disimpan di tempat yang kurang dingin, kemudian diolah dengan cara yang kurang tepat dan tidak higienis.

 

Khusus ikan tongkol, imbuhnya, selain mengandung histamin tinggi, jika penanganan yakni penyimpanan dan pengolahan tidak baik, maka dapat menimbulkan keracunan pada orang yang mengkonsumsinya.

 

“Sebenarnya tergantung dari penanganan yang terdiri dari penyimpanan dan pengolahan,” terangnya.

 

Sementara itu, terkait informasi terbaru, seluruh taruna Politeknik KP Jembrana yang diduga menjadi korban keracunan sudah pulang dari perawatan di Puskesmas II Negara dan RSU Negara pada Selasa (28/1) petang lalu atau beberapa jam setelah mendapat perawatan.

 

Pembantu Direktur III Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana I Gusti Ayu Budiadnyani dikonfirmasi terpisah, taruna yang diduga keracunan sudah kembali ke kampus dan melanjutkan kegiatan belajar. Dari total 17 orang taruna yang sempat mendapat penanganan di puskesmas dan RSU Negara, sebanyak lima orang taruna masih istirahat untuk pemulihan.

“Secara umum sudah membaik,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 17 taruna Politeknik KP Jembrana, diduga keracunan makanan, Selasa (28/1) lalu. Diduga siswa taruna tersebut diduga keracunan makanan lauk ikan tongkol katering dari luar kampus yang rutin dipesan pihak kampus untuk semua siswa taruna.

Taruna diduga keracunan setelah makan siang sekitar pukul 12.00 wita. Saat itu, semua taruna sekitar 217 orang taruna makan siang bersama di kampus yang berada di Desa Pengambengan dengan makanan katering pesanan dari kampus pada pihak penyedia makanan. Setelah makan dengan lauk ikan tongkol, kurang dari sepuluh menit langsung merasakan mual dan pusing.

Setelah makan tersebut, satu persatu siswa taruna mengalami pusing merasa gatal pada lidah,mual bahkan ada yang sampai muntah, saat dibawa ke Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan.

Dari total 17 orang siswa korban keracunan yang menjalani observasi, satu orang siswa dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Negara. 

JEMBRANA-Sehari pascaperistiwa keracunan massal, Rabu (29/1) pihak Diskes langsung membawa sampel makanan dan muntahan  ke laboratorium untuk diteliti. 

 

Seperti disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha.

 

Saat dikonfirmasi, Gusti Agung Arisantha mengatakan, jika berdasarkan dari sampel makanan yang diambil untuk diperiksa, diduga memang dari ikan tongkol karena mengandung kadar histamin tinggi dibandingkan jenis ikan yang lainnya.

 

Namun untuk memastikan, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium yang akan keluar sekitar 7-10 hari kedepan.

 

“Kami belum bisa menyimpulkan apakah memang keracunan makanan, kepastian nunggu hasil laboratorium,” tegasnya.

 

Menurut pria yang juga seorang dokter ini, secara umum ikan akan berbahaya dan menyebabkan keracunan kalau ditangani dengan tidak benar.

 

Misalnya, kata Arisanta yakni ketika ikan disimpan di tempat yang kurang dingin, kemudian diolah dengan cara yang kurang tepat dan tidak higienis.

 

Khusus ikan tongkol, imbuhnya, selain mengandung histamin tinggi, jika penanganan yakni penyimpanan dan pengolahan tidak baik, maka dapat menimbulkan keracunan pada orang yang mengkonsumsinya.

 

“Sebenarnya tergantung dari penanganan yang terdiri dari penyimpanan dan pengolahan,” terangnya.

 

Sementara itu, terkait informasi terbaru, seluruh taruna Politeknik KP Jembrana yang diduga menjadi korban keracunan sudah pulang dari perawatan di Puskesmas II Negara dan RSU Negara pada Selasa (28/1) petang lalu atau beberapa jam setelah mendapat perawatan.

 

Pembantu Direktur III Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana I Gusti Ayu Budiadnyani dikonfirmasi terpisah, taruna yang diduga keracunan sudah kembali ke kampus dan melanjutkan kegiatan belajar. Dari total 17 orang taruna yang sempat mendapat penanganan di puskesmas dan RSU Negara, sebanyak lima orang taruna masih istirahat untuk pemulihan.

“Secara umum sudah membaik,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 17 taruna Politeknik KP Jembrana, diduga keracunan makanan, Selasa (28/1) lalu. Diduga siswa taruna tersebut diduga keracunan makanan lauk ikan tongkol katering dari luar kampus yang rutin dipesan pihak kampus untuk semua siswa taruna.

Taruna diduga keracunan setelah makan siang sekitar pukul 12.00 wita. Saat itu, semua taruna sekitar 217 orang taruna makan siang bersama di kampus yang berada di Desa Pengambengan dengan makanan katering pesanan dari kampus pada pihak penyedia makanan. Setelah makan dengan lauk ikan tongkol, kurang dari sepuluh menit langsung merasakan mual dan pusing.

Setelah makan tersebut, satu persatu siswa taruna mengalami pusing merasa gatal pada lidah,mual bahkan ada yang sampai muntah, saat dibawa ke Puskesmas II Negara, Desa Pengambengan.

Dari total 17 orang siswa korban keracunan yang menjalani observasi, satu orang siswa dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Negara. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/