SEMARAPURA – Sejak wabah virus corona, volume limbah medis di RSUD Klungkung mengalami peningkatan.
Dengan meningkatnya volume limbah medis, meningkat pula biaya pengelolaan limbah di rumah sakit tersebut.
Mengingat pengelolaan limbah medis yang dihasilkan RSUD Klungkung dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
Direktur RSUD Klungkung dr Nyoman Kesuma mengungkapkan, produksi limbah medis B3 di RSUD Klungkung rata-rata mencapai 4 ton per bulan.
Namun sejak adanya wabah virus corona, produksi limbah medis yang dihasilkan mengalami peningkatan sekitar 20 persen. “Sekarang limbah medis mencapai 6 -7 ton,” ungkapnya.
Terjadinya peningkatan limbah medis di saat pandemi Covid-19 lantaran adanya penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk melindungi para tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut.
Untuk merawat pasien Covid-19, para tenaga kesehatan harus menggunakan APD dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Seperti jubah, masker, selop tangan, dan lainnya. Sehingga tidak heran bila terjadi peningkatan volume limbah medis yang dihasilkan.
“Kami bisa membeli APD sampai Rp 900 juta – Rp 1 miliar per bulan. Harga satu set APD itu berkisar Rp 500 ribu- Rp 600 ribu,” bebernya.
Dalam mengelola limbah medis, ia mengaku telah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga sejak tahun 2016.
Per kilogram, RSUD Klungkung harus membayar Rp 23 ribu untuk biaya pengelolaan limbah medis tersebut.
“Sampahnya diambil rutin setiap seminggu sekali. Kadang dua minggu sekali. Untuk penampungan sementaranya, kami juga memiliki TPS limbah B3. Dan sudah memiliki izin dari dinas lingkungan hidup,” tandasnya.