29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:32 AM WIB

Babi PT ABS Mati Bergelimpangan, Tebar Bau Busuk, Warga Bila Mengungsi

KUBUTAMBAHAN – Sebanyak 16 kepala keluarga yang bermukim di sekitar PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS), memilih mengungsi di Balai Banjar Dinas Kawanan, Desa Bila.

Mereka mengungsi, karena tak tahan dengan bau bangkai yang menyeruak dari kawasan perusahaan. Warga mengungsi sejak Kamis (27/2) malam lalu.

Namun sekitar pukul 05.00 Jumat (28/2) pagi, warga kembali ke rumah masing-masing. Sebab harus menyiapkan banten untuk keperluan persembahyangan hari ini (29/2).

Sejak wabah penyakit menyerang babi-babi di PT. ABS, rupanya tak seluruh babi dikubur. Beberapa babi diketahui dibakar di dalam kandang isolasi.

Babi-babi lainnya, dibiarkan begitu saja dalam lubang tanpa dikubur tanah. Dampaknya sejak enam hari terakhir, warga mencium bau bangkai.

Kondisi terparah terjadi sejak empat hari terakhir. Bau bangkai begitu menyengat. Bahkan baunya juga menyebar ke areal proyek Bendungan Tamblang, yang berjarak sekitar 300 meter dari kandang.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, bau bangkai memang tercium cukup menyengat di sebelah selatan dan sebelah barat kandang.

Bila dihirup dalam waktu yang cukup lama, bisa membuat kepala pusing dan mual. Namun, bau itu tak muncul sepanjang waktu. Tergantung dari arah embusan angin.

Salah seorang warga yang mengungsi, I Wayan Marsa mengaku warga merasa resah. Mereka juga tidak kuat mencium bau yang sangat menyengat.

Akhirnya mereka memilih mengungsi ke balai dusun sementara waktu. “Kalau orang Bali bilang baunya bengu, andih, pengit.

Menyengat sekali. Kami akhirnya koordinasi dengan kelian dinas, kemudian kami diizinkan mengungsi sementara di bale banjar,” kata Marsa.

Diduga bau itu muncul karena perusahaan membiarkan bangkai-bangkai tersebut terpapar. Bahkan pagi kemarin, warga bersama Bhabinkamtibmas Bila melihat ada dua ekor bangkai babi yang dibiarkan di kandang isolasi.

Babi itu tidak dikubur. Sebaliknya hanya dibakar saja dan dibiarkan membusuk. Bahkan belatung menggerogoti babi-babi tersebut.

Konon babi dibiarkan seperti itu, karena pekerja kesulitan mengeluarkan babi dari kandang isolasi. Mengingat bangkai sudah membengkak.

 

KUBUTAMBAHAN – Sebanyak 16 kepala keluarga yang bermukim di sekitar PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS), memilih mengungsi di Balai Banjar Dinas Kawanan, Desa Bila.

Mereka mengungsi, karena tak tahan dengan bau bangkai yang menyeruak dari kawasan perusahaan. Warga mengungsi sejak Kamis (27/2) malam lalu.

Namun sekitar pukul 05.00 Jumat (28/2) pagi, warga kembali ke rumah masing-masing. Sebab harus menyiapkan banten untuk keperluan persembahyangan hari ini (29/2).

Sejak wabah penyakit menyerang babi-babi di PT. ABS, rupanya tak seluruh babi dikubur. Beberapa babi diketahui dibakar di dalam kandang isolasi.

Babi-babi lainnya, dibiarkan begitu saja dalam lubang tanpa dikubur tanah. Dampaknya sejak enam hari terakhir, warga mencium bau bangkai.

Kondisi terparah terjadi sejak empat hari terakhir. Bau bangkai begitu menyengat. Bahkan baunya juga menyebar ke areal proyek Bendungan Tamblang, yang berjarak sekitar 300 meter dari kandang.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, bau bangkai memang tercium cukup menyengat di sebelah selatan dan sebelah barat kandang.

Bila dihirup dalam waktu yang cukup lama, bisa membuat kepala pusing dan mual. Namun, bau itu tak muncul sepanjang waktu. Tergantung dari arah embusan angin.

Salah seorang warga yang mengungsi, I Wayan Marsa mengaku warga merasa resah. Mereka juga tidak kuat mencium bau yang sangat menyengat.

Akhirnya mereka memilih mengungsi ke balai dusun sementara waktu. “Kalau orang Bali bilang baunya bengu, andih, pengit.

Menyengat sekali. Kami akhirnya koordinasi dengan kelian dinas, kemudian kami diizinkan mengungsi sementara di bale banjar,” kata Marsa.

Diduga bau itu muncul karena perusahaan membiarkan bangkai-bangkai tersebut terpapar. Bahkan pagi kemarin, warga bersama Bhabinkamtibmas Bila melihat ada dua ekor bangkai babi yang dibiarkan di kandang isolasi.

Babi itu tidak dikubur. Sebaliknya hanya dibakar saja dan dibiarkan membusuk. Bahkan belatung menggerogoti babi-babi tersebut.

Konon babi dibiarkan seperti itu, karena pekerja kesulitan mengeluarkan babi dari kandang isolasi. Mengingat bangkai sudah membengkak.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/