RadarBali.com – Sekitar 15 ribu umat Hindu mengikuti ritual Sapuh Leger dan Mebayuh Oton Masal di areal parkir Pura Pakendungan, Desa Beraban, Kediri, Tabanan kemarin.
Saking banyaknya masyarakat yang hadir, suhu di lokasi ritual pun meningkat. Akibatnya, sebanyak enak orang warga yang mengalami dehidrasi menjadi lemas dan pingsan.
Ayu Indrayanti, warga Banjar Pasekan, Tabanan merasakan panas dan sesak. Dia pun mengalami muntah-muntah dan lemas setelah antre dan berdesakan sejak Pukul 06.00.
“Panas dan sesak,” kata Ayu ditemui saat diobati kemarin. Bahkan, peserta lain sampai dipasangi oksigen di mobil ambulans.
Seperti Dian Antari, 16, asal Bedulu, Gianyar, yang sempat mengalami pingsan. Kondisi Dian sempat pulih setelah terapi oksigen. Bahkan, dia sudah bida berdiri.
Namun, tiba-tiba, dia pingsan lagi. Hal yang sama dialami Ni Made Lilis Vilianti, 15, asal Banjar Panti, Desa Pandak Gede, Kediri, dan Kadek Yuliani, 16, asal Desa Pandak Gede, mengalami lemas dan pingsan.
Berikutnya Komang Gita Aritania Sawitri asal Banjar Wanasari Baleran, dan Ni Kadek Oka Rahayu, asal Banjar Telengis, Desa Bengkel, Tabanan, yang merasakan lemas.
Karena drop dua orang peserta, yakni Ni Kadek Yuliani dan Ni Made Lilis Vilianti dilarikan ke RSUD Tabanan. Sekretaris Kabupaten Tabanan, I Nyoman Wirna Ariwangsa mengakui insiden tersebut.
Dia tidak menyangka ritual ini dihadiri begitu banyak. “Sekitar 15 ribu orang ada. Padahal panitia menyiapkan nomor antrean 6000 orang,” kata dia.
Dia mengatakan warga yang dirawat di RS Tabanan ditanggung biayanya oleh Pemkab Tabanan. Pihaknya pun akan menjadikan kejadian-kejadian tersebut sebagai bahan evaluasi untuk penyelenggaraan di waktu mendatang.