DENPASAR – Pantai Amed di Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem memiliki segudang potensi, mulai diving hingga sentra produksi garam.
Mengingat besarnya potensi tersebut, Pemkab Karangasem berencana mengembangkan kawasan itu dengan mendirikan Pelabuhan Amed.
Menurut rencana, Pelabuhan Amed bakal dibangun tahun depan setelah desain tuntas tahun ini. Pembangunan pelabuhan ini sebagai wujud dari keberpihakan pemerintah di bidang perekonomian berbasis kelautan.
Mengingat percepatan pembangunan di Karangasem sangat diperlukan. ” Apalagi Amed memiliki potensi yang sangat luar biasa, sehingga perlu dikembangkan agar betul-betul bisa
mensejahterakan masyarakat sekitar, sekaligus memutus rantai kemiskinan maupun pengangguran di Kabupaten Karangasem,” ujar Gubernur Koster
saat kunker ke Desa Purwakerti, Abang disambut langsung pihak Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, dan Perbekel Purwakerti I Nengah Karyawan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, I Made Sudarsana melaporkan bahwa di Kabupaten Karangasem ini memiliki 229 Kelompok Nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan jumlah anggota sebanyak 7.693 orang.
Selain itu terdapat 43 Kelompok Pembudidaya Ikan dengan anggota 566 orang, yang dilengkapi dengan 5 Kelompok Masyarakat Pengawas dengan anggota 506 orang.
“Untuk menciptakan pendapatan baru masyarakat pesisir di Pantai Amed khususnya, maka dalam kesempatan ini kami juga akan menyerahkan bantuan benih abalon sebanyak 2.500 benih,
yang secara simbolis hari ini diserahkan sebanyak 200 benih,” ujar Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali I Made Sudarsana.
Menurutnya, sejak pantai Amed ditanami terumbu karang buatan yang dikombinasikan dengan transplantasi terumbu karang, mampu menghasilkan ikan yang melimpah dan terumbu karang di Pantai Amed ini berkembang sangat bagus.
Menurut Koster, Pelabuhan Amed ini nantinya akan menjadi salah satu jalur penyebrangan transportasi logistik baik dari Ketapang Gilimanuk, Buleleng, Karangasem, hingga ke NTB.
Selain dibangun pelabuhan, wilayah di Amed ini juga perlu ditata agar kawasannya indah, dan aktifitas nelayannya tetap berlangsung, kemudian menjadi destinasi wisata, hingga memiliki pengembangan kerajinan rakyat.
“Saya dari dulu semenjak dilantik menjadi Gubernur Bali, merencanakan pembangunan infrastruktur darat, laut, udara secara terkoneksi dan terintegrasi.
Apalagi di wilayah pesisir laut ini, sangat saya pahami bahwa ini adalah wilayah berpotensial kelautannya, sehingga banyak nelayan maupun sumber daya
di laut yang bisa diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah mantan anggota DPR-RI tiga Periode ini.