NEGARA – Empat orang anak korban terseret arus pantai, Senin (29/1) kemarin masih menjalani perawatan di RSU Negara.
Kondisi fisik seluruh korban sudah mulai membaik, sehingga kemungkinan sudah pulang hari ini (30/1) dan menjalani rawat jalan.
Namun demikian, kondisi psikis korban masih belum normal, karena itu butuh pendampingan untuk mengobati trauma.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, empat korban masih dirawat di ruang anggrek nomor 5 RSU Negara.
Mereka adalah Gede Boni Saputra, 14, Cristian Suryadana Putra, 13, Yesika, 13, dan Yolanda, 15. Para korban terlihat masih terbaring lemas, tapi sudah bisa berkomunikasi dengan pengunjung.
“Kondisi semuanya sudah membaik, rencana besok mau dibawa pulang,” kata salah seorang pengurus panti yang merawat korban selama ini.
Direktur RSU Negara I Made Dwipayana mengatakan, secara umum kondisi fisik korban berangsur membaik.
Cairan yang ada di paru-paru korban sudah mulai berkurang, tidak akan bermasalah karena terserap oleh tubuh. “Sisa cairan masih ada, tapi tidak masalah dan nafas sudah bagus,” jelasnya.
Sebelum korban pulang dan menjalani rawat jalan, para korban masih trauma. Penyembuhan trauma ini membutuhkan waktu yang lama agar para korban kembali hidup normal.
Biasanya, lanjutnya, trauma korban terseret arus atau tenggelam ini akan merasakan ketakutan melihat pantai, sungai, dan bahkan kadang ada tidak mau mandi karena takut melihat air.
“Tergantung lingkungan. Kalau kondusif lingkungannya, bisa lebih cepat penyembuhan traumanya,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, tujuh orang anak terseret arus saat mandi di Pantai Keramat, Desa/Kecamatan Melaya.
Mereka datang ke pantai untuk rekreasi bersama 50 orang temannya. Namun, saat mandi tiba-tiba arus menyeret mereka ke pantai.
Satu orang korban atas nama Tia Amanda, 12, meninggal dunia. Sedangkan enam orang korban masih bisa diselamatkan.