32.6 C
Jakarta
16 September 2024, 18:22 PM WIB

Mimih! Mas Sumatri Wariskan Jalan Rusak di Karangasem 350,27 Kilometer

AMLAPURA – Hingga tahun 2020, Kabupaten Karangasem masih mengoleksi jalan rusak berat sepanjang 240,15 Kilometer (Km). Kondisi kerusakan ini terjadi hampir di semua kecamatan di Karangasem. Itulah warisan Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri kepada bupati berikutnya I Gede Dana yang baru memenangi Pilkada Karangasem 2020.

 

Kabid Bina Marga Dinas Pekejaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem, I Wayan Surata Jaya ditemui di ruang kerjanya Kamis (28/1) mengatakan, total panjang jalan berstatus milik kabupaten mencapai 1.202,540 Km. Dari jumlah tersebut sepanjang 669,48 Km dalam kondisi baik, 182, 79 Km dalam kondisi sedang. Sisanya sepanjang 250,27 kilometer merupakan jalan rusak. Jalan rusak itu terdiri dari 110,12 Km dalam kondisi rusak ringan dan 240,15 Km dalam kondisi rusak berat.

 

“Kondisi baik itu adalah kondisi jalan yang tidak ada kerusakan sama sekali. Kalau sedang, ada perkerasan jalan itu terjadi kerusakan seperti pecah rambut, retak buaya,” ujarnya.

 

Untuk kondisi jalan rusak ringan, kata Surata, memiliki tingkat kerusakan di tahap 40 persen dengan ciri-ciri kerusakan seperti jalan berlubang. Sedangkan untuk jalan kondisi rusak berat itu otomatis pondasi dari perkerasan jalan sudah hilang.

 

“Pemantapan jalan baik dan sedang sudah mencapai 70 persen. Artinya yang perlu penanganan peningkatan jalannya tinggal 30 persen. Itu kami perlu usulkan untuk peningkatan,” kata Surata.

 

Status jalan rusak, lanjutnya, tidak hanya jalan yang terjadi perkerasan. Namun jalan yang dibuka oleh masyarakat masih berbentuk jalan setapak atau tanah.

 

“Oleh masyarakat, itulah yang dianggap rusak berat. Itu belum ada perkerasan. Terkadang dibukanya 10 tahun lalu, dan diusulkan kepada kami tidak pernah dirapikan. Yang masih jalan setapak saja itu yang banyak rusak berat,” terangnya.

 

Realisasi perbaikan jalan dalam setahun fluktuatif. Hal itu tergantung kucuran anggaran yang diberikan kepada Dinas PUPR. Namun untuk rata-rata sendiri, peningkatan jalan yang dikerjakan berada di atas 15 persen.

 

“Angaran kami di tahun 2020 lalu dievaluasi. Karena covid-19 terjadi refocousing anggaran. Kami hanya mendapat Rp10 miliar saja. Sementara untuk di tahun 2021 ini kami mendapatkan anggaran Rp71 miliar. Kalau berbicara di (APBD) induk sekarang turun karena kan pendapatan daerah juga turun,” imbuhnya.

 

Kerusakan jalan paling banyak  di Kecamatan Kubu, Abang, dan Kecamatan Karangasem. Pihaknya akan terus berupaya melakukan peningkatan jalan mengacu standar nasional dari berbagai parameter.

 

“Kemantapan jalan harus di atas 90 persen. Karena jalan itu merupakan akses misalnya menunjang perekonomian masyarakat, pariwisata dan lainnya. Apalagi saat ini pemimpin ke depan ingin meningkatkan pariwisata di Karangasem,” bebernya.

 

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 miliar itu, terdapat 46 paket rencana pekerjaan fisik di Karangasem. Mulai dari perbaikan jalan, jembatan, rekontruksi jalan hingga pemeliharaan.

 

“Untuk perbaikan jembatan, tahun ini kami lakukan di empat lokasi. Termasuk jembatan rusak yang menghubungkan Kelurahan Subagan dan Desa Asak,” tukasnya.

 

 

 

 

 

AMLAPURA – Hingga tahun 2020, Kabupaten Karangasem masih mengoleksi jalan rusak berat sepanjang 240,15 Kilometer (Km). Kondisi kerusakan ini terjadi hampir di semua kecamatan di Karangasem. Itulah warisan Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri kepada bupati berikutnya I Gede Dana yang baru memenangi Pilkada Karangasem 2020.

 

Kabid Bina Marga Dinas Pekejaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem, I Wayan Surata Jaya ditemui di ruang kerjanya Kamis (28/1) mengatakan, total panjang jalan berstatus milik kabupaten mencapai 1.202,540 Km. Dari jumlah tersebut sepanjang 669,48 Km dalam kondisi baik, 182, 79 Km dalam kondisi sedang. Sisanya sepanjang 250,27 kilometer merupakan jalan rusak. Jalan rusak itu terdiri dari 110,12 Km dalam kondisi rusak ringan dan 240,15 Km dalam kondisi rusak berat.

 

“Kondisi baik itu adalah kondisi jalan yang tidak ada kerusakan sama sekali. Kalau sedang, ada perkerasan jalan itu terjadi kerusakan seperti pecah rambut, retak buaya,” ujarnya.

 

Untuk kondisi jalan rusak ringan, kata Surata, memiliki tingkat kerusakan di tahap 40 persen dengan ciri-ciri kerusakan seperti jalan berlubang. Sedangkan untuk jalan kondisi rusak berat itu otomatis pondasi dari perkerasan jalan sudah hilang.

 

“Pemantapan jalan baik dan sedang sudah mencapai 70 persen. Artinya yang perlu penanganan peningkatan jalannya tinggal 30 persen. Itu kami perlu usulkan untuk peningkatan,” kata Surata.

 

Status jalan rusak, lanjutnya, tidak hanya jalan yang terjadi perkerasan. Namun jalan yang dibuka oleh masyarakat masih berbentuk jalan setapak atau tanah.

 

“Oleh masyarakat, itulah yang dianggap rusak berat. Itu belum ada perkerasan. Terkadang dibukanya 10 tahun lalu, dan diusulkan kepada kami tidak pernah dirapikan. Yang masih jalan setapak saja itu yang banyak rusak berat,” terangnya.

 

Realisasi perbaikan jalan dalam setahun fluktuatif. Hal itu tergantung kucuran anggaran yang diberikan kepada Dinas PUPR. Namun untuk rata-rata sendiri, peningkatan jalan yang dikerjakan berada di atas 15 persen.

 

“Angaran kami di tahun 2020 lalu dievaluasi. Karena covid-19 terjadi refocousing anggaran. Kami hanya mendapat Rp10 miliar saja. Sementara untuk di tahun 2021 ini kami mendapatkan anggaran Rp71 miliar. Kalau berbicara di (APBD) induk sekarang turun karena kan pendapatan daerah juga turun,” imbuhnya.

 

Kerusakan jalan paling banyak  di Kecamatan Kubu, Abang, dan Kecamatan Karangasem. Pihaknya akan terus berupaya melakukan peningkatan jalan mengacu standar nasional dari berbagai parameter.

 

“Kemantapan jalan harus di atas 90 persen. Karena jalan itu merupakan akses misalnya menunjang perekonomian masyarakat, pariwisata dan lainnya. Apalagi saat ini pemimpin ke depan ingin meningkatkan pariwisata di Karangasem,” bebernya.

 

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp71 miliar itu, terdapat 46 paket rencana pekerjaan fisik di Karangasem. Mulai dari perbaikan jalan, jembatan, rekontruksi jalan hingga pemeliharaan.

 

“Untuk perbaikan jembatan, tahun ini kami lakukan di empat lokasi. Termasuk jembatan rusak yang menghubungkan Kelurahan Subagan dan Desa Asak,” tukasnya.

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/