PANJI – Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta kepala wilayah di tingkat terbawah, menyisir kembali warga-warganya yang berstatus miskin.
Warga miskin itu harus dipastikan mendapat bantuan dari pemerintah, sehingga kebutuhan hidupnya terjamin.
Hal itu diungkapkan Pastika, saat mengunjungi warga miskin yang ada di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, kemarin (29/5).
Gubernur Pastika sempat mengunjungi Ketut Sukranis, 62, lansia terlantar yang menjadi tuna netra sejak lahir.
Pastika juga mengunjung pasangan lansia non produktif, Made Suci, 58, dan Putu Loka, 64. Made Suci tak bisa melihat sejak dua tahun terakhir karena katarak.
Sementara Putu Loka mengalami gangguan tenggorokan sejak setahun terakhir. Bahkan, sejak sebulan terakhir Loka hanya bisa duduk di atas kursi roda, karena tak mampu lagi berdiri.
Saat mengunjungi Dadong Sukranis, Pastika sempat geleng-geleng kepala. Penyebabnya Sukranis belum menanak nasi, apalagi memasak lauk pauk.
Padahal kemarin adalah hari penampahan galungan. Sejumlah tetangganya pun sudah memasak untuk hidangan Galungan.
“Saya prihatin melihatnya. Satu pihak ada orang makan kekenyangan, tapi ada tetangganya sampai siang di hari penampahan ini belum masak.
Saya imbau krama Bali, apalagi yang ngaku beragama Hindu, yang ngerti tat twam asi, menyama braya, paras paros, vasudhaiva kutumbakan, jangan hanya jadi lip service. Jangan hanya jadi selogan mentah,” kata Pastika.
Menurut Pastika, kini jumlah warga miskin di Bali masih terbilang tinggi. Secara makro, angka kemiskinan di Bali memang terendah secara nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data, angka kemiskinan di Bali mencapai 176.480 orang atau 4,14 persen dari total penduduk Bali.
Namun secara mikro, masih banyak masyarakat miskin yang tinggal di pelosok Bali. “Di Buleleng aja cari yang begini,
kalau nyari seribu ada ini. Saya harap perbekel, camat, bendesa, coba sisir warganya yang ada di wilayahnya,” imbuh Pastika.
Sementara itu Kelian Banjar Dinas Kelod Kauh, Nyoman Marsa Jaya mengatakan, kini di wilayahnya ada 45 kepala keluarga miskin yang belum tersentuh bantuan pemerintah.
Pihaknya berharap keluarga miskin itu bisa mendapat bantuan secara reguler. Baik itu berupa bantuan beras, maupun bantuan ekonomi produktif.