34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:56 PM WIB

Tradisi Galungan, Warga Banjar Nampah Kebo

BANJAR – Warga di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, punya tradisi menarik jelang Hari Raya Galungan. Warga selalu menyembelih kerbau alias nampah kebo, tiap kali hari nampah galungan tiba.

Kerbau lebih diminati, meski harga dagingnya relatif lebih mahal. Seperti yang dilakukan warga yang tergabung dalam Kelompok Pura Tengah, Desa Banjar.

Mereka menyembelih kerbau, Selasa (29/5). Warga mulai menyembelih kerbau sejak pukul 02.00 dini hari dan baru tuntas sekitar pukul 10.00 pagi.

Untuk menyembelih seekor kerbau, warga mengumpulkan iuran sejak enam bulan terakhir. Tiap bulan warga iuran sebanyak Rp 100 ribu.

Sehingga saat Galungan tiba, warga telah memiliki tabungan sebanyak Rp 600 ribu. Uang yang terkumpul itu digunakan untuk membeli seekor kerbau.

“Masing-masing keluarga yang ikut iuran itu dapat sekitar empat kilogram. Hitungannya lebih murah. Kalau beli daging kiloan di pasar, sekarang harganya Rp 190 ribu per kilogram,” kata Ida Bagus Wisnaya, Koordinator Warga.

Menurut Wisnaya, daging kerbau diolah dengan berbagai resep oleh warga. Mulai dari lawar, tum, rawon, empal, kerupuk, hingga daging dendeng.

Selain untuk dikonsumsi, beberapa warga juga menggunakan daging kerbau sebagai sarana banten.

“Setiap Galungan warga disini selalu nampah kebo. Kalau tidak ada daging kerbau, rasanya ada kurang. Ini bukan hanya dibagi sama anggota kelompok saja.

Ada juga yang dibagikan ke warga yang kurang mampu di sekitar kelompok sini. Biar sama-sama bisa megalung,” tandas Wisnaya. 

BANJAR – Warga di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, punya tradisi menarik jelang Hari Raya Galungan. Warga selalu menyembelih kerbau alias nampah kebo, tiap kali hari nampah galungan tiba.

Kerbau lebih diminati, meski harga dagingnya relatif lebih mahal. Seperti yang dilakukan warga yang tergabung dalam Kelompok Pura Tengah, Desa Banjar.

Mereka menyembelih kerbau, Selasa (29/5). Warga mulai menyembelih kerbau sejak pukul 02.00 dini hari dan baru tuntas sekitar pukul 10.00 pagi.

Untuk menyembelih seekor kerbau, warga mengumpulkan iuran sejak enam bulan terakhir. Tiap bulan warga iuran sebanyak Rp 100 ribu.

Sehingga saat Galungan tiba, warga telah memiliki tabungan sebanyak Rp 600 ribu. Uang yang terkumpul itu digunakan untuk membeli seekor kerbau.

“Masing-masing keluarga yang ikut iuran itu dapat sekitar empat kilogram. Hitungannya lebih murah. Kalau beli daging kiloan di pasar, sekarang harganya Rp 190 ribu per kilogram,” kata Ida Bagus Wisnaya, Koordinator Warga.

Menurut Wisnaya, daging kerbau diolah dengan berbagai resep oleh warga. Mulai dari lawar, tum, rawon, empal, kerupuk, hingga daging dendeng.

Selain untuk dikonsumsi, beberapa warga juga menggunakan daging kerbau sebagai sarana banten.

“Setiap Galungan warga disini selalu nampah kebo. Kalau tidak ada daging kerbau, rasanya ada kurang. Ini bukan hanya dibagi sama anggota kelompok saja.

Ada juga yang dibagikan ke warga yang kurang mampu di sekitar kelompok sini. Biar sama-sama bisa megalung,” tandas Wisnaya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/