SINGARAJA – Sempat tertunda karena pandemi covid-19, program rehab rumah bagi warga miskin dipastikan kembali dilanjutkan.
Tahun ini tercatat ada 843 kepala keluarga yang akan menerima bantuan rehab rumah. Bantuan itu bersumber dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Dari 843 kepala keluarga penerima itu, sebanyak 650 kepala keluarga diantaranya merupakan penerima bantuan dari pemerintah pusat.
Sementara 193 kepala keluarga lainnya menerima bantuan dari APBD Kabupaten Buleleng.
“Kalau yang dapat bantuan dari pusat, sudah jalan programnya. Sekarang rata-rata sudah mendekati 50 persen.
Kalau yang di kabupaten, sekarang baru mengawali sosialisasi,” kata Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng Ni Nyoman Surattini.
Menurut Surattini, bantuan rehab rumah yang bersumber dari APBD kabupaten biasanya mulai diluncurkan pada pertengahan tahun.
Namun, karena terjadi pandemi covid-19 dan harus dilakukan refocusing anggaran, maka program itu terpaksa ditunda pelaksanaannya. Kini seiring berjalannya waktu, program itu kembali diluncurkan.
Untuk rehab rumah itu, pemerintah disebut menyiapkan anggaran total sebesar Rp 11,37 miliar.
Masing-masing kepala keluarga akan menerima bantuan stimulant sebanyak Rp 17,5 juta. Bantuan itu meliputi dana untuk rehab atap, lantai, dinding, dan biaya tukang.
Lebih lanjut Surattini mengatakan, pelaksanaan BSPS relatif tidak menemui kendala berarti. Warga yang menerima bantuan sudah paham dengan protokol kesehatan.
“Malah ini disambut antusias. Karena polanya kan padat karya tunai. Saat sepi pekerjaan, ada program ini, akhirnya disambut antusias. Karena kan memang ada alokasi dana untuk tukang. Bukan cuma untuk bahan saja,” imbuhnya.
Hingga kini, pemerintah mencatat masih ada 5.901 unit rumah yang perlu mendapat suntikan rehab rumah. Ribuan rumah itu berupaya dapat dituntaskan secara bertahap.
Pada tahun 2021 mendatang, Dinas Perkimta mengusulkan 3.535 unit rumah mendapat bantuan stimulan dari pemerintah pusat.