29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:00 AM WIB

Pemain Berdarah Jepang Hiasi Skuad Bali United U-20, Ini Sosoknya

DENPASAR – Ada sesi latihan yang menarik saat Jawa Pos Radar Bali memperhatikan Pelatih Bali United U-18 Pasek Wijaya mengarahkan anak asuhnya.

Pemain tersebut menjadi salah satu pemain paling tinggi dalam sesi latihan di Lapangan Karya Manunggal, Sidakarya, Denpasar Selatan.

Kalau tidak memperhatikan dengan seksama, mungkin banyak mengira bahwa dia bukan pemain asal Indonesia.

Bukan Nyoman paul Fernando Aro. Pemain tersebut adalah Meru Kimura. Dari namanya saja sudah jelas dia asal Jepang. Terlebih wajahnya yang oriental.

Namun ketika diajak berbicara, logat Bali sangat kental. Ibunya berasal dari Negeri Sakura bernama Naomi Kimura.

Ayahnya berasal dari Denpasar bernama I Ketut Gunawan. Posisinya sebagai stopper alias bek tengah. Saat ini, dia sudah naik kelas ke Bali United U-20.

Ketika diwawancarai kemarin, dia sedikit bingung karena EPA Liga 1 U-20 ada atau tidak tahun ini.

“Bingung juga ya. Seperti tidak ada tujuan kalau latihannya di push. Tapi latihan yang dilakukan sekarang tidak ada masalah.

Kalau seandainya benar ada kompetisi, saya sudah benar-benar sangat siap,” ungkap pemain berpostur 184 cm tersebut.

Meru sendiri menjadi pemain yang sedikit terlambat bergabung dengan pemain lainnya. Dia baru bergabung latihan dengan Pasek Wijaya selama satu bulan terakhir.

Yang menarik adalah, posisi awal Meru bukan sebagai bek tengah tapi sebagai penyerang sayap. Ada peran besar Pasek Wijaya sehingga membuat dia berubah posisi.

“Waktu lolos seleksi di Bali United U-18 tahun lalu, posisi saya masih sebagai penyerang sayap. Akhirnya Coach Pasek mengubah posisi saya menjadi stopper

karena dianggap bagus sebagai pemain belakang. Kalau masih jadi winger mungkin kalah saing. Apalagi ada Irfan Jauhari,” ucapnya.

Untuk kedepannya, dia mengaku ingin terus berlatih keras agar meningkatkan konsistensi bermainnya.

Dalam kurang lebih 11 kali bertanding di EPA Liga 1 U-18, dia mengaku performanya naik turun sehingga Pasek Wijaya banyak memarkirnya di bangku cadangan.

“Sempat saya tidak konsisten performanya waktu EPA tahun lalu. Kondisi saya sedikit menurun. Sempat cedera juga kan. Waktu semifinal EPA tahun lalu juga sempat demam dan absen. Saya mau perbaiki itu,” tuturnya. 

DENPASAR – Ada sesi latihan yang menarik saat Jawa Pos Radar Bali memperhatikan Pelatih Bali United U-18 Pasek Wijaya mengarahkan anak asuhnya.

Pemain tersebut menjadi salah satu pemain paling tinggi dalam sesi latihan di Lapangan Karya Manunggal, Sidakarya, Denpasar Selatan.

Kalau tidak memperhatikan dengan seksama, mungkin banyak mengira bahwa dia bukan pemain asal Indonesia.

Bukan Nyoman paul Fernando Aro. Pemain tersebut adalah Meru Kimura. Dari namanya saja sudah jelas dia asal Jepang. Terlebih wajahnya yang oriental.

Namun ketika diajak berbicara, logat Bali sangat kental. Ibunya berasal dari Negeri Sakura bernama Naomi Kimura.

Ayahnya berasal dari Denpasar bernama I Ketut Gunawan. Posisinya sebagai stopper alias bek tengah. Saat ini, dia sudah naik kelas ke Bali United U-20.

Ketika diwawancarai kemarin, dia sedikit bingung karena EPA Liga 1 U-20 ada atau tidak tahun ini.

“Bingung juga ya. Seperti tidak ada tujuan kalau latihannya di push. Tapi latihan yang dilakukan sekarang tidak ada masalah.

Kalau seandainya benar ada kompetisi, saya sudah benar-benar sangat siap,” ungkap pemain berpostur 184 cm tersebut.

Meru sendiri menjadi pemain yang sedikit terlambat bergabung dengan pemain lainnya. Dia baru bergabung latihan dengan Pasek Wijaya selama satu bulan terakhir.

Yang menarik adalah, posisi awal Meru bukan sebagai bek tengah tapi sebagai penyerang sayap. Ada peran besar Pasek Wijaya sehingga membuat dia berubah posisi.

“Waktu lolos seleksi di Bali United U-18 tahun lalu, posisi saya masih sebagai penyerang sayap. Akhirnya Coach Pasek mengubah posisi saya menjadi stopper

karena dianggap bagus sebagai pemain belakang. Kalau masih jadi winger mungkin kalah saing. Apalagi ada Irfan Jauhari,” ucapnya.

Untuk kedepannya, dia mengaku ingin terus berlatih keras agar meningkatkan konsistensi bermainnya.

Dalam kurang lebih 11 kali bertanding di EPA Liga 1 U-18, dia mengaku performanya naik turun sehingga Pasek Wijaya banyak memarkirnya di bangku cadangan.

“Sempat saya tidak konsisten performanya waktu EPA tahun lalu. Kondisi saya sedikit menurun. Sempat cedera juga kan. Waktu semifinal EPA tahun lalu juga sempat demam dan absen. Saya mau perbaiki itu,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/