26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:50 AM WIB

Mati Terdampar, PSDKP Ambil Daging Hiu Paus Pastikan Penyebab Kematian

NEGARA – Seekor hiu paus terdampar di pantai Banjar Yeh Kuning, Desa Pekutatan, Selasa (29/9) kemarin. Saat awal ditemukan nelayan, hiu paus dengan panjang 6 meter tersebut masih hidup.

Para nelayan setempat berusaha untuk mendorong lagi ke laut. Namun, hiu paus tersebut tidak bisa kembali lagi ke laut hingga akhirnya mati.

Informasi yang dihimpun, hiu paus dengan nama latin rhincodon typus ditemukan I Ketut Parwita, saat sedang menjaring ikan, Selasa pagi sekitar pukul 05.30 wita.

Saat ditemukan di bibir pantai, hiu paus masih hidup. Karena itu, bersama warga sekitar kemudian berusaha mendorong ikan besar tersebut ke laut.

Karena ukuran hiu paus yang besar dengan berat sekitar 1,5 ton, usaha warga dan aparat kepolisian dari Polsek Pekutatan tidak membuahkan hasil.

Spesies mamalia raksasa tersebut masih tetap berada di bibir pantai hingga akhirnya hiu paus mati. “Hiu paus ditemukan nelayan masih hidup.

Sudah diusahakan dikembalikan ke laut, tapi tidak berhasil,” kata Kapolsek Pekutatan Kompol I Gusti Agung Komang Sukasana.

Koordinator Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jembrana Albertus Septiyanto mengatakan, hiu paus ini dilindungi undang-undang, karena itu dilarang siapapun mengambil daging, kulit sirip ataupun bagian tubuh hiu paus ini.

“Hiu paus ini sudah kami kubur berkoordinasi tadi dengan aparat desa, kepolisian dan aparat lainnya. Kami tidak ingin banyak warga

yang datang berkerumun melihat hiu paus ini, apalagi sekarang kasus covid-19 di Jembrana kian mengkhawatirkan,” jelasnya.

Sebelum dikubur, sempat mengambil bagian daging hiu paus ini sedikit guna keperluan penelitian. Namun dari pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya luka pada hiu paus tersebut.

“Tidak ada luka-luka pada hiu paus,” tambah Nopen Setiawan, petugas PSDKP Jembrana. Jika ingin memastikan penyebab hiu paus tersebut mati, perlu dilakukan pembedahan apakah karena makan plastik atau benda lain yang menyebabkan hiu paus sakit.

Namun, karena banyak masyarakat yang datang untuk melihat hiu paus, akhirnya petugas memutuskan segera mengubur untuk menghindari kerumunan warga di tengah pandemi Covid-19 .

NEGARA – Seekor hiu paus terdampar di pantai Banjar Yeh Kuning, Desa Pekutatan, Selasa (29/9) kemarin. Saat awal ditemukan nelayan, hiu paus dengan panjang 6 meter tersebut masih hidup.

Para nelayan setempat berusaha untuk mendorong lagi ke laut. Namun, hiu paus tersebut tidak bisa kembali lagi ke laut hingga akhirnya mati.

Informasi yang dihimpun, hiu paus dengan nama latin rhincodon typus ditemukan I Ketut Parwita, saat sedang menjaring ikan, Selasa pagi sekitar pukul 05.30 wita.

Saat ditemukan di bibir pantai, hiu paus masih hidup. Karena itu, bersama warga sekitar kemudian berusaha mendorong ikan besar tersebut ke laut.

Karena ukuran hiu paus yang besar dengan berat sekitar 1,5 ton, usaha warga dan aparat kepolisian dari Polsek Pekutatan tidak membuahkan hasil.

Spesies mamalia raksasa tersebut masih tetap berada di bibir pantai hingga akhirnya hiu paus mati. “Hiu paus ditemukan nelayan masih hidup.

Sudah diusahakan dikembalikan ke laut, tapi tidak berhasil,” kata Kapolsek Pekutatan Kompol I Gusti Agung Komang Sukasana.

Koordinator Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jembrana Albertus Septiyanto mengatakan, hiu paus ini dilindungi undang-undang, karena itu dilarang siapapun mengambil daging, kulit sirip ataupun bagian tubuh hiu paus ini.

“Hiu paus ini sudah kami kubur berkoordinasi tadi dengan aparat desa, kepolisian dan aparat lainnya. Kami tidak ingin banyak warga

yang datang berkerumun melihat hiu paus ini, apalagi sekarang kasus covid-19 di Jembrana kian mengkhawatirkan,” jelasnya.

Sebelum dikubur, sempat mengambil bagian daging hiu paus ini sedikit guna keperluan penelitian. Namun dari pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya luka pada hiu paus tersebut.

“Tidak ada luka-luka pada hiu paus,” tambah Nopen Setiawan, petugas PSDKP Jembrana. Jika ingin memastikan penyebab hiu paus tersebut mati, perlu dilakukan pembedahan apakah karena makan plastik atau benda lain yang menyebabkan hiu paus sakit.

Namun, karena banyak masyarakat yang datang untuk melihat hiu paus, akhirnya petugas memutuskan segera mengubur untuk menghindari kerumunan warga di tengah pandemi Covid-19 .

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/