29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:51 AM WIB

Muncul Sekeha Demen Arus Bawah di Gianyar, Bantu Masker dan Sembako

Pandemi Covid-19 yang cukup panjang membuat anggaran penanganan Covid di tingkat desa menipis. Di Desa/Kecamatan Tampaksiring banyak warga yang diisolasi mandiri.

Mereka tidak bisa bekerja. Sehingga tak bisa mencukupi kebutuhan hidup. Akhirnya muncul gerakan membantu sesama warga yang tengah menjalani isolasi mandiri itu.

 

IB INDRA PRASETIA, Tampaksiring

WARGA Desa Tampaksiring di Kecamatan Tampaksiring cukup banyak yang terpapar Covid-19. Mereka yang terpapar diminta isolasi mandiri selama 14 hari.

Permasalahannya, isolasi ini mewajibkan seluruh anggota keluarga ikut diisolasi. Bahkan, rumah-rumah di masyarakat Bali kebanyakan satu keluarga besar, satu areal pekarangan.

Akibatnya, keluarga satu natah (pekarangan) ikut terisolasi. Berdasar data warga yang isolasi mandiri, di Banjar Mantring terdapat dua pekarangan dengan total 16 KK.

Kemudian di Banjar Kelodan ada 1 pekarangan melakukan isolasi mandiri yang terdiri dari 2 KK. Selanjutnya di Banjar Tegal Suci ada 1 Pekarangan dangan jumlah 2 KK.

Lalu, Banjar Saraseda sebanyak 2 pekarangan berjumlah 7 KK. Dan di Banjar Tengah sebanyak 1 pekarangan dengan 8 KK.

Situasi itu pun melahirkan komunitas Sekeha Demen Arus Bawah yang dikoordinatori oleh Ida Bagus Bhaskara yang juga tokoh warga Tampaksiring.

“Dalam satu pekarangan, ada belasan warga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Dan mereka kesulitan untuk makan, karena tidak ada bantuan sembako ataupun masker dari pemerintah, khususnya aparat desa,” ujar IB Bhaskara.

Diakui selama ini warga yang melakukan isolasi mandiri selama 14 hari itu, dominan hanya menerima bantuan dari tetangga yang peduli.

Selain itu pihaknya sendiri dalam perkumpulan Sekeha Demen Arus Bawah, juga berupaya mencarikan bantuan sembako untuk warga yang melakukan isolasi mandiri.

“Akhirnya kami sepakat mengumpulkan dana sembako. Dan, dibagikan ke sejumlah KK yang sedang melakukan isolasi mandiri,” jelasnya.

Tidak hanya itu pihaknya juga sudah mempertanyakan kondisi ini kepada Pemerintah Desa Tampaksiring.  

Sayang, jawaban yang diterima, dana desa sudah habis. IB Baskara pun mengaku terkejut menerima jawaban itu.

“Katanya dana desa sudah habis. Tetapi kami tidak bisa mendapat perincian yang jelas, terkait penggunaan dana desa ini sepanjang tahun ini,” ungkapnya.

Padahal, kata dia, laporan penggunaan dana desa itu biasanya dipajang dengan baliho. “Baliho sebagai bentuk transparansi, tapi itu tidak ada,” jelasnya.

Baskara dan masyarakat justru menerima informasi jika Pemerintah Desa Tampaksiring justru menabur ikan Koi di aliran Tukad Petanu.

Alasannya untuk pengembangan Desa Wisata. “Di tengah kondisi seperti ini, seharusnya penangganan covid prioritas.

Sebagai persoalan yang lebih urgen dari pada menggunakan dana untuk pengembangan objek wisata baru,” tegasnya.

Di bagian lain, Perbekel Desa Tampaksiring, I Made Widana menyatakan jika petugas gabungan sudah rutin melakukan tresing ke rumah warga yang dinyatakan positif covid-19.

Sehingga diharuskan isolasi mandiri. Pihaknya juga sudah memberikan bantuan masker. Namun diakui untuk bantuan sembako memang masih minim.

“Kalau sembako memang tidak boleh (dianggarkan, red) oleh desa dinas, karena sementara ini kami belum memiliki PAD untuk menganggarkan itu (sembako, red),” ujarnya.

Untuk sembako, sudah digelontorkan oleh Bupati Gianyar. Ada juga bantuan stimulus, hingga Bantuan Sosial Tunai untuk 550 KK dari Kementerian Sosial RI.

Sementara bantuan sembako untuk warga yang kini tengah melakukan isolasi mandiri, diakui memang belum ada.

“Bantuan sembako ini sedang kami mohonkan ke dinas sosial melalui bapak Camat Tampaksiring,” ujar I Made Widana.

Sementara terkait kegiatan menabur ikan Koi di Tukad Petanu, diakui program itu merupakan bantuan dari Bank Indonesia yang sudah direncanakan sejak lama.

Ia mengaku tidak bisa merubah alokasi bantuan tersebut, karena harus sesuai pertanggung jawaban.

“Karena pertanggungjawabannya memang untuk pengembangan pariwisata. Kalau realisasi untuk yang lain, kan saya yang disalahkan,” pungkasnya. (*)

 

Pandemi Covid-19 yang cukup panjang membuat anggaran penanganan Covid di tingkat desa menipis. Di Desa/Kecamatan Tampaksiring banyak warga yang diisolasi mandiri.

Mereka tidak bisa bekerja. Sehingga tak bisa mencukupi kebutuhan hidup. Akhirnya muncul gerakan membantu sesama warga yang tengah menjalani isolasi mandiri itu.

 

IB INDRA PRASETIA, Tampaksiring

WARGA Desa Tampaksiring di Kecamatan Tampaksiring cukup banyak yang terpapar Covid-19. Mereka yang terpapar diminta isolasi mandiri selama 14 hari.

Permasalahannya, isolasi ini mewajibkan seluruh anggota keluarga ikut diisolasi. Bahkan, rumah-rumah di masyarakat Bali kebanyakan satu keluarga besar, satu areal pekarangan.

Akibatnya, keluarga satu natah (pekarangan) ikut terisolasi. Berdasar data warga yang isolasi mandiri, di Banjar Mantring terdapat dua pekarangan dengan total 16 KK.

Kemudian di Banjar Kelodan ada 1 pekarangan melakukan isolasi mandiri yang terdiri dari 2 KK. Selanjutnya di Banjar Tegal Suci ada 1 Pekarangan dangan jumlah 2 KK.

Lalu, Banjar Saraseda sebanyak 2 pekarangan berjumlah 7 KK. Dan di Banjar Tengah sebanyak 1 pekarangan dengan 8 KK.

Situasi itu pun melahirkan komunitas Sekeha Demen Arus Bawah yang dikoordinatori oleh Ida Bagus Bhaskara yang juga tokoh warga Tampaksiring.

“Dalam satu pekarangan, ada belasan warga yang sedang melakukan isolasi mandiri. Dan mereka kesulitan untuk makan, karena tidak ada bantuan sembako ataupun masker dari pemerintah, khususnya aparat desa,” ujar IB Bhaskara.

Diakui selama ini warga yang melakukan isolasi mandiri selama 14 hari itu, dominan hanya menerima bantuan dari tetangga yang peduli.

Selain itu pihaknya sendiri dalam perkumpulan Sekeha Demen Arus Bawah, juga berupaya mencarikan bantuan sembako untuk warga yang melakukan isolasi mandiri.

“Akhirnya kami sepakat mengumpulkan dana sembako. Dan, dibagikan ke sejumlah KK yang sedang melakukan isolasi mandiri,” jelasnya.

Tidak hanya itu pihaknya juga sudah mempertanyakan kondisi ini kepada Pemerintah Desa Tampaksiring.  

Sayang, jawaban yang diterima, dana desa sudah habis. IB Baskara pun mengaku terkejut menerima jawaban itu.

“Katanya dana desa sudah habis. Tetapi kami tidak bisa mendapat perincian yang jelas, terkait penggunaan dana desa ini sepanjang tahun ini,” ungkapnya.

Padahal, kata dia, laporan penggunaan dana desa itu biasanya dipajang dengan baliho. “Baliho sebagai bentuk transparansi, tapi itu tidak ada,” jelasnya.

Baskara dan masyarakat justru menerima informasi jika Pemerintah Desa Tampaksiring justru menabur ikan Koi di aliran Tukad Petanu.

Alasannya untuk pengembangan Desa Wisata. “Di tengah kondisi seperti ini, seharusnya penangganan covid prioritas.

Sebagai persoalan yang lebih urgen dari pada menggunakan dana untuk pengembangan objek wisata baru,” tegasnya.

Di bagian lain, Perbekel Desa Tampaksiring, I Made Widana menyatakan jika petugas gabungan sudah rutin melakukan tresing ke rumah warga yang dinyatakan positif covid-19.

Sehingga diharuskan isolasi mandiri. Pihaknya juga sudah memberikan bantuan masker. Namun diakui untuk bantuan sembako memang masih minim.

“Kalau sembako memang tidak boleh (dianggarkan, red) oleh desa dinas, karena sementara ini kami belum memiliki PAD untuk menganggarkan itu (sembako, red),” ujarnya.

Untuk sembako, sudah digelontorkan oleh Bupati Gianyar. Ada juga bantuan stimulus, hingga Bantuan Sosial Tunai untuk 550 KK dari Kementerian Sosial RI.

Sementara bantuan sembako untuk warga yang kini tengah melakukan isolasi mandiri, diakui memang belum ada.

“Bantuan sembako ini sedang kami mohonkan ke dinas sosial melalui bapak Camat Tampaksiring,” ujar I Made Widana.

Sementara terkait kegiatan menabur ikan Koi di Tukad Petanu, diakui program itu merupakan bantuan dari Bank Indonesia yang sudah direncanakan sejak lama.

Ia mengaku tidak bisa merubah alokasi bantuan tersebut, karena harus sesuai pertanggung jawaban.

“Karena pertanggungjawabannya memang untuk pengembangan pariwisata. Kalau realisasi untuk yang lain, kan saya yang disalahkan,” pungkasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/